📏64. Feel Afraid💊

23 4 0
                                    

64. Feel Afraid

Kak, bayinya Ungu sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak, bayinya Ungu sakit. Aku izin besuk, ya?

Setelah di telepon oleh Ungu, mengabarkan bahwa bayinya sakit diare dan dibawa ke rumah sakit, Tsabita bergegas mengetikkan pesan meminta izin Arga untuk menjenguk bayinya Ungu.

Pasalnya, Ungu panik sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain untuk membantunya. Maklum, menjadi ibu baru membuat dirinya sedikit rikuh dan mudah panik. Terlebih, Albiruni sedang bertugas ke luar kota. Datang ke seminar atau sosialisasi, Tsabita tak begitu paham kegiatan Albiruni sebagai dokter magang itu.

Rumah sakit yang didatangi Ungu pun rumah sakit yang sama yang menjadi tempat koas mereka berdua. Jadi, itu tak terlalu jauh dari rumahnya.

"Hari ini centang satu. Apa Arga enggak ada akses internet?" gumam Tsabita melihat pesannya tak kunjung centang dua.

Biasanya sih, Arga langsung membaca pesan dari Tsabita. Meski hanya dibaca tanpa balasan, itu berarti Arga mengizinkannya jika Tsabita meminta izin. Di awal, Tsabita juga sudah memberi penegasan kalaupun tak dijawab izinnya itu, berarti Arga mengizinkannya. Dan sejauh ini, Arga menyetujuinya dengan cara membaca pesan dari Tsabita.

Tsabita memutuskan untuk segera pergi menuju rumah sakit karena ini juga dalam keadaan mendesak, tanpa menunggu Arga membaca pesan darinya.

Tsabita sendiri sudah belajar bagaimana istri harus meminta izin pada suami jika ingin berpergian atau mengurus suatu kepentingan di luar rumah. Belakangan ini, Tsabita juga banyak mendatangi kajian ilmu tentang membangun rumah tangga dan pendidikan anak. Ia sadar jika dirinya perlu banyak belajar. Ia ingin menjadi wanita salihah yang dirindukan surga dan menjadi ummah yang menguatkan pondasi dasar pada pendidikan anak-anaknya kelak.

Perkataan Abinya, Manaf, yang telah ditelannya mentah-mentah meski dirinya merasa ada yang kurang saat itu, sudah dimengertinya sekarang. Memberi jeda itu bukanlah hal yang buruk. Kadang, karena kapasitas manusia yang terbatas membuat segalanya terasa rumit. Pantas saja, manusia seakan cepat dalam mengambil suatu keputusan. Terkesan terburu-buru. Namun, tak melibatkan Allah subhanahu wa ta'ala atas keputusannya itu.

"Bismillah aja deh, semoga Arga ridho," gumamnya.

Tsabita segera mengenakan kerudung pashmina dan tak lupa membubuhkan sedikit make up tipis agar tak terlihat pucat. Setelah dirasa rapi, Tsabita mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah sakit.

Jujur saja, beberapa hari ini ia bosan. Yang biasanya ia sibuk, setelah ujian dan dinyatakan lulus, ia jadi tak punya kegiatan selain berdiam diri di rumah dengan membaca buku. Itu pun kalau mood-nya baik. Kalau tidak, ia hanya rebahan seharian di kamarnya.

Mengenai masalah dirinya dan suaminya itu, malah dengan berdiam diri di rumah, Tsabita merasa sesak. Ia seperti menunggu tanpa kepastian dan selalu terpikir tentang Arga. Maka dari itu, ia tak se-produktif saat ia memiliki kesibukan sebelum pengumuman kelulusannya. Jadi, kenapa tidak ia membesuk dan membantu Ungu untuk menjaga bayinya? Toh, saat Ungu melahirkan, Tsabita terpaksa tak datang menemani karena tak diizinkan oleh Arga. Itu pertama kali Arga menelepon dirinya setelah sekian lama. Menelepon hanya untuk melarang dirinya menemani Ungu lahiran. Alasannya apa? Arga tak menjawab, hanya melarang saja tanpa penjelasan. Setelah itu, panggilan dari Arga berakhir begitu saja. Padahal, Tsabita ingin bertanya banyak hal dan bercerita tentang hari-harinya.

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang