📏2. Show Her Strength💊

84 13 0
                                    

2. Show Her Strength

 Show Her Strength

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecewa. Perasaan itu sedang dirasakan Tsabita. Ia telah dirawat selama tiga hari di rumah sakit ini, tetapi Mama dan Papa nya tidak pernah sekali pun memunculkan batang hidungnya.

Allah sakit. Tsabita menangis dalam diamnya. Mengiba pada Sang Pemilik Malam. Ia lelah dan ingin mengeluh, tetapi ia sudah berjanji untuk memahami keadaan Mama dan Papa nya pada dirinya sendiri.

Ia berjanji pada dirinya sendiri. Ia harus kuat. Ia harus bisa terlihat baik-baik saja. Ia tak ingin orang lain khawatir.

Allah kuatkan. Ia berdoa melalui hatinya, untuk bisa bertahan pada dunia yang fana ini. Ia harus berjuang melawan berbagai macam rasa yang berkecamuk dalam dada.

Tsabita melihat sekeliling ruang rawat yang sepi ini, di mana ada Maira yang sedang tidur di sofa panjang bersama Arga. Lalu, Manaf sedang tidur terduduk di sofa single.

Tsabita merasa sangat bersyukur bisa bertemu dan mengenal keluarga harmonis penuh cinta itu. Ia bisa bertemu dengan Umi yang lemah lembut. Abi yang penyayang. Arga yang selalu ada buat Tsabita.

Darah mengalir melalui hidung nya lagi. Dengan tenang, ia menyeka darah yang keluar menggunakan kain dibalik bantal tidurnya. Ia tak mau membuat Maira khawatir jika ia menyeka darah pada lengan baju atau ujung kerudungnya.

"Terima kasih Umi, Abi, dan Arga mau mendampingi Bita sampai saat ini," gumam Tsabita, tersenyum.

"Allah, jaga selalu Umi, Abi, dan juga Arga. Allah, sayangi mereka seperti mereka yang sangat menyayangi Bita."

🌫🌫🌫

"Tsabita!" panggil Arga, menghampiri Tsabita yang sedang menghadap jendela di ruang rawatnya.

Tsabita menoleh, mendapati Arga yang melambaikan tangan, "Aku ada kabar gembira," ucap Arga dengan nada yang ceria.

Tertawa, Tsabita bertanya, "Apa?"

"Besok kamu udah bisa pulang. Kata dokter sih begitu," seru Arga. Berdiri di samping Tsabita.

"Beneran? Asyikkk, aku udah bosan banget di rumah sakit." Tsabita tersenyum lebar. Senang sekali rasanya.

Arga mengangguk, "Beneran. Masa iya aku mau bohong."

"Iya deh. Arga yang terbaik." Tsabita mengacungkan jempolnya.

"Eh, ada kabar gembira lagi, lho?" Arga menaikkan alisnya.

"Sebenarnya ada berapa kabar gembira sih?" tanya Tsabita bingung.

"Banyak. Mau denger nggak?" Arga menepuk sofa sampingnya yang baru saja ia duduki, menyuruh Tsabita duduk di sampingnya.

"Apa coba?" Tsabita beranjak dari jendela, menghampiri Arga duduk di sofa.

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang