📏20. Lost Thing💊

31 8 0
                                    

20. Lost Thing

Hal utama yang menghalangi tercapainya sebuah tujuan adalah ketakutan dalam diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal utama yang menghalangi tercapainya sebuah tujuan adalah ketakutan dalam diri. Ketakutan tentang tanya dalam diri, apakah tujuan tersebut akan tercapai atau tidak. Kemudian adalah kegundahan hati dan kerumitan pikiran akan masa depan bahkan overthinking berlebih yang membuat diri ragu menjejakkan kaki melangkah menuju cita.

Sejujurnya, Tsabita tidak ingin terus-menerus merasa ragu dan takut dalam menyambut masa depan yang kini ada di depan matanya. Setelah kurang lebih tiga setengah tahun untuk Tsabita menempuh pendidikan kedokterannya. Kini, ia telah menyandang status baru. Bukan menjadi mahasiwa jurusan kedokteran, melainkan dokter muda atau yang dikenal sebagai koas.

Rumah sakit tempat Tsabita menjalani hari-hari baru sebagai koas terasa sangat luas dan nyaman, bahkan mempunyai fasilitas yang sangat memadai. Namun dalam jiwanya, rumah sakit ini semakin nyata membawanya ke kilas balik masa lalu. Sempit dan sesak, itu yang dirasa oleh jiwanya.

Di sini pula sudah ia kubur jauh-jauh memori yang buruk yang Tsabita sendiri tidak ingin ingat. Di sisi lain, hidup juga tidak selalu berisi tentang kesedihan berlarut-larut karena pasti ada kebahagian yang menanti. Dan rumah sakit ini pula yang mempertemukan dirinya dengan sahabat kecilnya, Arga.

Tak ingin tenggelam terlalu jauh, Tsabita menghela napas, mengalihkan pikirannya dari masa lalu. Saatnya ia melangkah, bersiap melakukan tugas follow up pada pasien.

"Tsabita, apa kita perlu bagi tugas aja ya, biar cepet kelar?" Shima yang berjalan di samping Tsabita, mengusulkan pendapat, setelah melihat daftar pasien yang perlu mereka follow up.

Tsabita mengangguk, "Boleh deh. Kamu mau di Bangsal Arjuna atau Bangsal Yudhistira?" tanya Tsabita pada rekan koasnya itu.

"Yang Yudhistira aja, deh. Suka pusing ngadepin nenek yang di Bangsal Arjuna," Shima berucap, disertai gelengan kepala membayangkan bagaimana jika dirinya menghadapi nenek yang bernama nenek Ais pengidap penyakit kencing manis sekaligus penderita demensia.

"Padahal nenek Ais baik loh, sering kasih aku jamu tradisional buatan si kakek. Kalau nggak salah nama jamu itu beras kencur. Rasanya manis," sahut Tsabita.

Shima langsung menyambar, "Nggak-nggak, mau dikasih cokelat batangan pun aku nggak mau deh, ketemu nenek Ais."

Tsabita memaklumi kecemasan Shima. Pasalnya, Nenek Ais selalu bertanya hal-hal aneh dan itu berulang kali. Penyakit demensianya juga yang membuat dirinya kadang tak mengingat bagaimana cara makan dengan benar, bahkan menganggap suaminya sendiri sebagai pacar simpanannya. Dan pernah suatu hari, Nenek Ais bertengkar dengan pacar rahasianya karena cemburu pacar rahasianya atau suaminya itu, berbincang dengan seorang perawat di depan matanya. Semua perawat panik melihat keributan itu, sedangkan Tsabita dengan sabar masuk ke dalam pertengkaran itu, menenangkan Nenek Ais yang menangis tersedu-sedu.

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang