📏32. Not a Friend?💊

30 9 2
                                    

32. Not a Friend?

Bogem mentah itu bersarang di sudut bibir Arga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bogem mentah itu bersarang di sudut bibir Arga. Dua kali. Kanan dan kiri. Albiruni terduduk, dirinya berucap istighfar, lalu berkata lirih, "Jika kamu nggak ingin menyesali keputusan menikah dengan Tsabita. Maka, hentikan!"

Arga terkekeh, menyeka darah di sudut bibirnya. Meludah ketika lidahnya menyecap darah, "Kalau begitu, kamu juga hentikan! Batalkan pernikahanmu!"

"Arga!" Tsabita memberi peringatan. Berdiri dari duduknya, menatap Arga tajam.

"Apa? Kamu nggak bisa? Kamu nggak sanggup?" ucap Arga sinis, menantang Albiruni.

"Tidak. Aku bisa," jawab Albiruni tegas. Mencoba bersikap tenang. Ber-istigfar dalam hati, supaya luapan amarahnya tidak sampai bermain fisik seperti tadi. Ia tidak boleh kalah dengan nafsunya.

Baiklah, Albiruni memutuskan untuk masuk dalam 'permainan' yang Arga ciptakan, dengan kata lain, mencoba mengikuti apa yang laki-laki itu inginkan. Albiruni ingin tahu apa tujuan Arga.

"Al!" Tsabita menggeleng, khawatir Albiruni melakukan tindakan yang bodoh.

"Aku bisa bersikap egois," Albiruni menjeda, "tidakkah kamu pernah menonton film atau membaca sebuah novel bergenre romance? Pengantin wanita pasti tidak akan suka jika pernikahan dibatalkan. Apalagi, pengantin prianya diganti. Benar begitu, Arga?"

Arga tertawa, "Benar. Cerita fiksi seperti itu, terkadang menyulut emosi bagi para pembacanya. Hah, kurang satu hal. Calon pengantin pria yang seperti itu, tidakkah dia bodoh? Lebih tepatnya, terlihat menyedihkan. Di saat hari itu menjadi hari bahagianya. Dan tahu apa yang lebih mengejutkannya lagi, para pembaca akan mengasihaninya. Merasa iba. Malang sekali kan, nasibnya?" Arga bersedekap, "jadi kamu pilih skenario yang mana? Calon pengantin pria yang membatalkan pernikahan atau tetap melangsungkan pernikahan dengan calon pengantin pria pengganti? Yah, walaupun pengganti tersebut sangat mencintai calon pengantin wanita."

"Aku tidak pilih keduanya. Sudah kusebutkan dari awal kan, kalau aku bisa menjadi egois," Albiruni berdiri menepuk lengan Arga sekali, "aku cuma nggak mau calon pengantin wanitaku bersedih. Apakah tindakanku salah?" sahut Albiruni, mengangkat sebelah alisnya.

Arga tersenyum tipis, "Nggak. Nggak salah sama sekali. Calon pengantin pria berhak atas keputusan itu."

Albiruni mengetukkan jari telunjuk di dagu, terlihat berpikir, "Dengan skenario seperti itu, kira-kira apa yang bisa dilakukan pria yang ingin menjadi pengganti itu, ya? Aku penasaran, menurutmu bagaimana?"

"Alur cerita berubah," seru Arga, "dan mungkin penulis akan memberikannya gadis lain yang baik. Menikah dan mereka hidup bahagia setelahnya."

"Tanpa cinta? Tanpa perlu melupakan masa lalu?" tanya Albiruni.

"Itu hal mudah. Menikah dan hidup bersama, tanpa cinta bisa dilakukan. Kamu pikir menikah karena dijodohkan apa dasarnya? Cinta? Atau keterpaksaan?" Arga berucap kelewat santai.

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang