📏45. You Make Me Back💊

23 5 5
                                    

45. You Make Me Back

Sudah satu setengah bulan berlalu sejak kepulangan Arga dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu setengah bulan berlalu sejak kepulangan Arga dari rumah sakit. Arga dan Tsabita sama-sama disibukkan dengan agenda masing-masing. Tsabita dengan koasnya, sedangkan Arga dengan proyek pembangunan perumahan, meski dengan keterbatasannya.

Hari ini adalah jadwal Arga kontrol untuk melepaskan gips dan memastikan kondisi kakinya sudah pulih dengan sempurna.

Didampingi Tsabita sejak tadi sudah berdiri di depan ruang praktik dokter Fatih, dokter yang menangani Arga satu setengah bulan yang lalu.

"Duduk dulu, Ta. Kenapa sih, berdiri aja?" tanya Arga. Bingung mendapati Tsabita hanya berdiri di depannya.

Tsabita yang saat ini sedang menggunakan jas lab itu, duduk di samping Arga, "Lama banget Dokter Fatih. Memang konsul satu orang aja sampai satu jam."

"Kamu dari tadi nunggu di sini?" Arga baru datang sepuluh menit yang lalu. Wajar saja ia merasa aneh pada ucapan Tsabita yang bilang bahwa satu pasien di dalam sudah terlalu lama.

"Iya. Aku stand by di sini. Kalau-kalau kamu dipanggil dan belum datang, kan, aku bisa antre setelah nomor antrean di bawahmu. Daripada dapat bagian terakhir," jelas Tsabita. Ia mengecek kertas kecil yang bertuliskan nomor antrean itu.

Arga berdecak, "Ini cuma lepas gips aja. Kalaupun nunggu aku juga enggak papa. Yang penting makan siang kita bareng."

Tsabita menggeleng, "Biar malam nanti bisa packing baju. Takutnya kamu kecapean kalau nunggu lama. Besok kamu harus berangkat, kan?"

Alis Arga menyatu, "Kayaknya kamu enggak ada sedih-sedihnya mau jauh-jauhan sama aku."

"Sudah biasa kayaknya sih, ya?" balas Tsabita, "kemarin, empat tahun aja bisa kok kita."

Arga terkekeh, "Itu pun dalam satu tahun, setidaknya tiga kali kita bertemu. Kalau enggak kamu ke Inggris, aku yang ke Indo," ada jeda sejenak, "jadi keinget pas aku berangkat ke Inggris pertama kali. Kamu nangis enggak berhenti-berhenti. Apalagi matamu bengkak, hidungnya merah, dilihatin banyak orang pula."

Seketika Tsabita langsung menutup mulut Arga dengan telapak tangannya, "Jangan bahas itu lagi! Dulu aku belum dewasa, masih kayak anak kecil. Masa iya, besok juga gitu."

Arga memindahkan tangan Tsabita yang berada di bibirnya, "Hei, ini rumah sakit. Tolong dikondisikan!" Arga menatap Tsabita yang dekat dengannya.

Refleks, Tsabita langsung menjauh. Untung saja, tangan Tsabita sudah terlepas dari cekalan tangan Arga. Ia menunduk salah tingkah.

"Kalau di kamar berdua mah, enggak papa. Tapi kalau banyak orang jangan khilaf, Ta," Arga menaik-turunkan alisnya.

Tsabita menepuk lengan Arga, "Kamu kalau bicara enggak ada filter-filternya, Ga. Nyebelin tahu enggak."

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang