Malam yang dingin berselimut sunyi, tiada kartika menghiasi angkasa. Rembulan tampak muram dibalik awan. Sepi menyapa nurani. Mengantar dersik sang bayu menyeru kekata rindu. Mengingatkan kisah kasih terdahulu. Manakala sang kekasih masih mendampingi di saat hati gundah dilanda gelisah. Tiada seorang pun menyangka perpisahan dan kehilangan hanya bersekat tipis tak terlihat oleh mata. Juwita seelok bidadari nirwana telah berpulang kepangkuan Sang Pencipta.
🍁🍁🍁
Arfi merenung sendiri duduk di teras belakang rumah. Ia mengenang tentang kebersamaannya dengan Cassandra Wulandari. Beberapa hari terakhir usai pertemuannya dengan Firman, ia tampak lebih pendiam. Untung saja interaksinya dengan Rani agak berkurang. Hal itu disebabkan oleh kesibukan perempuan itu hingga petang menjelang. Mengenai masalah agency model waktu itu telah selesai. Akan tetapi Arfi tak mau ambil pusing soal itu sebab ia sudah memasrahkan semuanya pada Siska. Untuk sementara sepupunya itu mampu mengatasi masalah tersebut.
Arfi tampak gelisah seolah terjebak oleh rangkaian-rangkaian kisah dalam mimpi yang menghantuinya beberapa hari. Acapkali dirinya dirundung gelisah, Cassandra Wulandari datang menghampiri. Perempuan itu datang seperti cahaya menyilaukan mata. Tampak bersinar dengan binar seterang bintang kejora.
Dua malam sebelumnya
"Apa yang Kamu risaukan, Ar?" tanyanya.
"Sandra!" lirih Arfi memanggil sosok di depannya diliputi cahaya di sekelilingnya.
"Bukankah dia sudah ada di sampingmu? Apa lagi yang membuat Kamu gelisah?" ujarnya bernada lembut menyentuh halus gendang telinga Arfi.
"Aku sedikit ragu, San. Mungkin saja kehadirannya hanya sekadar singgah di saat lelah untuk menepi sejenak bukan untuk menetap." Arfi melontarkan kata berirama sendu tersirat senyum getir.
"Berhentilah memikirkanku, Ar! Tenangkan hatimu agar kegelisahan itu tidak lagi menghampirimu. Aku selalu sedih acapkali mendengar teriakan hatimu menyeru namaku," jeda Sandra sejenak.
"Kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Jadi terimalah kenyataan itu dengan hati yang lapang. Percayalah bahwa aku akan selalu berada dalam hatimu takkan pernah pergi. Jika Kamu ragu coba tanyalah hati kecilmu?" ujarnya menyentuh dada kiri Arfi dengan jari telunjuk.
"Cinta yang ada di hatimu hanya perlu Kamu rasakan bukan untuk dipikirkan. Jadi rasakanlah cinta itu dengan hatimu maka Kamu akan mendapat jawaban seperti yang Kamu inginkan."
Arfi tersenyum mengangguk. Ia terus memandangi sosok itu hingga bayangannya perlahan menghilang diiringi kabut putih.
"Kak!"
"Sandra!" sebut Arfi pada seseorang yang memanggilnya.
"Kakak kenapa?" tanyanya menyentuh pundak Arfi.
Arfi tampak linglung menoleh bingung ke arah gadis itu.
"Kak!" panggilnya sekali lagi dengan raut tampak khawatir.
Perlahan perempuan itu menangkup pipinya di kedua sisi membingkai air muka yang tersirat kesenduan dinaungi mendung kelam tanpa binar senyuman.
Arfi turut menyentuh kedua asta halus milik perempuan itu begitu erat. Kedua sorot netra onyx melukiskan kegetiran yang mendalam. Semua duka dan ketakutan akan kehilangan seakan menghantui pikiran dan hati. Masih tanpa berujar sepatah kata, ia mendekap erat tubuh gadis yang masih membingkai wajahnya. Ia menangis tersedu diliputi rasa pilu dengan ketakutan merajai kalbu.
"Kakak kenapa?" Rani tampak kebingungan diiringi rasa khawatir dengan keadaan yang dialami Arfi.
Arfi terlihat sangat rapuh. Baru kali ini ia menunjukkan titik kelemahannya di depan seseorang yang sangat dicintainya. Selama ini ia jarang memperlihatkan kelemahannya itu pada orang lain. Tapi setelah mengenal sosok Rani, ia tak merasa ragu menunjukkan semua itu. Entah mengapa kehadiran Sandra dalam mimpinya berpengaruh besar terhadap kondisi emosionalnya. Usai kepergian Cassandra Wulandari, dirinya sempat kehilangan arah. Kepergian Cassandra Wulandari memang tidak diduga oleh siapapun bahkan oleh kedua orang tua gadis itu. Dua minggu menjelang pernikahan, mereka masih sempat bertemu turut serta mempersiapkan segala hal untuk acara sakral tersebut. Usai mereka bertemu, perempuan itu sempat pamit pergi menziarahi makam kakek neneknya yang berada di luar kota tepatnya di Bogor. Sepulangnya dari sana Sandra mengalami kecelakaan. Akan tetapi ada kejanggalan dibalik tragedi naas yang menimpa perempuan itu seperti ada faktor kesengajaan. Ternyata semua itu memang benar adanya, bahwa kejanggalan yang sempat dicurigai oleh salah satu orang kepercayaan keluarga Indrawan pernah mendengar percakapan terakhir saat Sandra ditelepon oleh seseorang sebelum keberangkatannya menuju Bogor. Ia ke sana tidaklah sendirian dan memang saat itu ditemani oleh seseorang yang menjadi kepercayaan orang tuanya jika sewaktu-waktu pergi keluar kota. Sandra bahkan sering mengajak orang itu tiap kali ke Bogor untuk menziarahi makam kakek neneknya dan setelahnya menginap di kediaman peninggalan mereka. Ketika orang tersebut akan memberitahukan sebuah fakta tentang peristiwa tragis itu, ia mendapat ancaman dari orang yang tidak dikenalnya. Sempat akan dibunuh, jika ia sampai berani membeberkan fakta tersebut. Hingga beberapa minggu yang lalu orang itu memiliki kesempatan untuk berkunjung ke rumah orang tua Sandra setelah mendengar kabar bahwa adik dari majikannya itu sudah pulang untuk mengunjungi orang tua angkatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PENJAGA HATI
Mystery / ThrillerKisah seorang gadis yg sangat putus asa hingga berniat mengakhiri hidup karena depresi dan dipertemukan dengan seorang pemuda yg berhati permata hingga akhirnya mereka menemukan kebahagiaan meski tak mudah menggapainya karena masa lalu masing-masing...