PATAH

290 42 90
                                    

Cinta adalah hal sederhana. Tentang sebuah rasa yang hadir dalam nurani setiap makhluk yang bernyawa. Anugerah dari Sang Pencipta semesta raya. Setiap orang merasakannya, namun di antara kita tidak pernah tahu hati ini akan menjatuhkan cinta itu pada siapa. Cukup dirasakan dan biarlah mengalir seperti air yang tak akan berhenti sebelum membasahi. Akan tetapi jangan sampai merusak apapun yang dilalui.

☘️☘️☘️

Sudah genap seminggu terhitung sejak kejadian di ruangan Arfi yang kepergok oleh Rani berciuman mesra dengan Monica, sikap Rani semakin dingin sebeku es di kutub utara. Bukan Arfi tidak berusaha mencairkannya, justru ia selalu punya cara untuk mengajak bicara gadis itu namun sering mendapat penolakan secara halus. Dengan berbagai alasan Rani selalu saja menghindar. Arfi tidak mudah menyerah untuk menjelaskan duduk permasalahannya. Sebenarnya satu hal yang diinginkan Arfi yaitu Rani bersedia mendengarkan duduk perkara yang sesungguhnya agar jelas semuanya. Akan tetapi gadis itu selalu saja menolaknya. Ia tidak berharap banyak andaikan Rani percaya atau tidak dengan penjelasannya nanti bahwa  kejadian yang dialaminya akibat ulah Monica yang membuat hubungannya berantakan seperti ini.

Hari ini untuk ketujuh kalinya Arfi mencoba kembali membujuk Rani agar bersedia diajak bicara empat mata.

"Ran, bisakah kita bicara?"

Rani masih bergeming memandangi kupu-kupu berterbangan ke sana kemari mengitari bunga-bunga yang bermekaran dan sesekali hinggap di sana.

Arfi menghela napas kasar merasa lelah menghadapi sikap diam Rani. Ia merasa gundah sesulit inikah meluluhkan hati gadis itu.

"Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Sebanyak apapun aku bicara untuk mengatakan hal yang sebenarnya, mungkin tidak akan membuatmu percaya. Aku hanya ingin Kamu tahu satu hal saja bahwa selama ini tidak pernah ada tempat di hatiku untuk Monica. Dia pernah meninggalkanku hanya demi materi. Dan orang yang telah berhasil mencuri perhatiaannya adalah rivalku sewaktu masih SMA dulu. Dia adalah anak konglomerat kaya yang pernah menyukai Sandra. Sungguh aku benar-benar tidak tahu apa tujuannya kembali lagi dalam kehidupanku. Seminggu yang lalu aku tidak sempat memberitahumu karena kedatangan Monica benar-benar mendadak. Andre memberitahuku bahwa Siska sempat cekcok dengan Monic. Hingga ...."

Arfi menggantungkan ucapannya sedangkan Rani masih menyimak tiap untaian kata yang ia lontarkan.

"Jujur saja, aku tak pernah memaksamu untuk percaya padaku sepenuhnya. Setidaknya Kamu masih bersedia mendengarkan penjelasanku dan aku merasa lega. Satu hal yang harus Kamu tahu, aku tidak akan pernah mengulang kisah yang sudah usang. Bagiku Monica tidak pernah berarti untukku mengingat sikapnya yang pernah berpaling dariku. Aku benar-benar min---"

"Lalu bagaimana dengan ciuman itu? Bukankah Kakak juga menikmatinya?" sela Rani.

"Itu tidak seperti dugaanmu. Dia yang ter---"

"Cukup, Kak! Jadi Kakak akan menyalahkan orang lain untuk mencari pembenaran dari perbuatan Kakak?"

"Tidak seperti itu, Ran."

"Sungguh, aku tidak menyangka kalau dia akan berbuat senekad itu," sanggah Arfi.

"Bukankah Kakak juga menginginkannya? Mungkin merindukannya? Melihat kedekatan kalian itu sudah jelas bahwa sebenarnya kalian masih menyimpan rasa satu sama lain. Jadi jangan mengelak lagi."

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang