Hari senin pagi suasana di kantor Yudhistira Corporation tampak sibuk dengan segala rutinitas masing-masing. Termasuk Arfian Yudhistira sang owner. Ya benar, hari ini ia memang telah memulai aktivitasnya kembali setelah kondisinya pulih. Dan saat ini ia baru selesai meeting dengan Siska membicarakan hal khusus mengenai agency studio milik ANGKASA ENTERTAIMENT yang sedikit bermasalah sebab ketidak konsistenan pengelolanya ketika mengalami penggantian pemimpin hingga ada kekacauan jadwal pemotretan pada salah satu model andalannya. Entah ada unsur kesengajaan atau memang ketidak becusan kepemimpinan yang baru. Di saat bersamaan ada seorang pria muda baru saja memasuki loby kantor dan sedang menanyakan keberadaan seseorang.
"Selamat pagi, Mbak!
"Pagi! Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya receptionis itu ramah.
"Bisakah hari ini saya bertemu dengan Pak Arfian Yudhistira?"
"Maaf sebelumnya, apakah Anda sudah ada janji dengan beliau?"
"Belum."
"Begini, Pak, jika Anda ingin bertemu dengan beliau harus mengatur jadwal dulu mengingat kesibukan beliau yang tidak menentu. Sehingga tidak bisa sewaktu-waktu ditemui."
"Kalau begitu bisakah saya bertemu sore atau besok pagi mungkin?" tanyanya sekali lagi.
"Sebentar saya tanyakan dulu pada sekretarisnya yang mengatur jadwal beliau," ujar receptionis itu sambil mengangkat gagang telepon guna menghubungi Susan.
Pria itu hanya mengangguk sambil menunggu wanita tersebut menyelesaikan obrolannya melalui interkom.
Di saat pria itu menunggu sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah tanpa sengaja ia menemukan sosok yang dicari baru saja keluar dari sebuah ruangan.
"Pak Arfi," panggilnya pada lelaki itu saat jaraknya sekitar lima meter.
Arfi yang masih fokus berbincang dengan Siska belum menyadari ada seseorang memanggil namanya. Siska menyenggol pelan lengannya menginterupsi obrolan mereka.
"Ar, kayaknya ada yang mencarimu."
"Siapa emang?" Arfi masih belum menoleh seraya membolak-balikkan berkas yang dipegangnya.
"Itu tuh!" Siska menyikut lengannya sekali lagi sambil menunjuk dengan dagu ke arah seorang pria muda yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Apaan sih?"
"Itu lihat dulu! Dia kayaknya udah kenal sama Kamu deh. Temui dulu gih!" titah Siska agar Arfi segera mendekat kepada lelaki yang dimaksud.
Arfi pun memfokuskan pandangan pada lelaki yang dimaksud Siska. Ia mengerutkan dahi agak heran dengan kehadiran seorang pria muda yang tidak asing baginya. Dan lelaki itu mendekat ke arahnya.
"Bisakah kita bicara sebentar? Ada hal penting yang ingin saya tanyakan pada Anda?" tanya pria itu menatap lurus dua bola mata Arfi.
"Siapa, Ar?" bisik Siska yang tampak penasaran dengan pria di hadapan mereka.
"Rekannya Helsa di klinik."
"Kok Kamu baru bilang sekarang kalau di tempat adikmu kerja ada dokter sekeren ini," bisik Siska melirik penuh minat pada pria yang masih berdiri di depan mereka.
"Apa sih? Lagian nggak penting juga," Arfi memutar bola mata malas dengan sikap Siska yang kadang kumat ganjennya.
"Ekhem." Firman berdehem agar atensi Arfi teralihkan karena merasa tak diacuhkan.
Arfi memperbaiki sikapnya kemudian melanjutkan langkah mendekat ke arah Firman. Ia berjalan beriringan dengan Siska yang masih setia menyamai langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENJAGA HATI
Mystery / ThrillerKisah seorang gadis yg sangat putus asa hingga berniat mengakhiri hidup karena depresi dan dipertemukan dengan seorang pemuda yg berhati permata hingga akhirnya mereka menemukan kebahagiaan meski tak mudah menggapainya karena masa lalu masing-masing...