Flashback seminggu yang lalu
Terdengar pintu ruangan Firman diketuk oleh rekannya. Setelah menunggu beberapa saat tanpa sahutan, Helsa langsung masuk begitu saja dan ternyata Firman memang tak berada di ruangannya mungkin keluar beberapa saat lalu sebelum ia kesana. Ia meletakkan berkas yang dibawanya di meja sambil melebarkan pandangannya melihat sebuah kertas bergambar sketsa wajah yang tertutupi
sebagian tertindih sebuah buku tebal. Ia berinisiatif mengambil kertas itu untuk dilihat dengan seksama. Sebelum itu ia memastikan keadaan sekelilingnya bahwa Firman masih lama kembali."Ini kan ..." lirih Helsa bergumam sambil meneliti sketsa itu.
"Kenapa wajah ini begitu mirip dengan ...?" Helsa tampak berpikir mengingat wajah dalam sketsa itu seolah-olah mirip dengan orang yang pernah dikenalnya.
"Apa mungkin dia adalah ...." Helsa masih saja bergumam sendirian.
Setelah beberapa menit berpikir dan tak menemukan jawaban atas dugaannya, ia langsung
meletakkan kertas tersebut seperti sedia kala agar si pemilik tidak curiga. Akhirnya ia bergegas keluar dari ruangan tersebut.🍀🍀🍀
"Apa mungkin gadis itu orang yang sama atau mungkin hanya kebetulan mirip?" Dia masih belum bisa menyimpulkan siapa gerangan gadis dalam sketsa itu.
"Apa dia punya saudara? Sepertinya bisa saja ini benar adanya?"
Dia tetap menerka-nerka, namun semua pertanyaan itu hanya ditunjukkan pada dirinya sendiri.
Dalam benaknya seakan bertarung antara dua pendapat yakin dan tidak dengan kesimpulannya sejak awal.
🍀🍀🍀
Di sebuah ruangan tampak seorang pria sedang berbincang serius melalui ponselnya. Ia membahas hal yang sangat penting tentang sebuah rencana besar.
"Bagaimana pengamatanmu hari ini?" tanya si pria.
"Saat ini saya masih mengawasinya, Bos," jawab orang suruhannya itu.
"Bagus. Terus lakukan sesuai perintahku. Jangan melakukan tindakan tanpa instruksi dariku!" perintah si pria.
"Saya mengerti."
Pria itu menutup panggilan sepihak setelah pembicaraannya usai.
"Kenapa Kamu masih urusin hal nggak penting itu?" tanya seorang wanita sambil bergelayut manja memeluk lengannya.
Si pria menatap sinis ke arah si wanita. Ia seolah tak peduli lagi dengan wanita di sebelahnya itu.
"Kalau ditanya jawab dong?" ucap si wanita luapkan kekesalannya karena merasa diabaikan.
Dengan kasar si pria melepaskan pelukan si wanita di lengannya kemudian mendorong tubuhnya
ke ranjang di samping tempatnya berdiri."Jangan berani menanyakan apapun padaku, jika Kau masih ingin melihat mentari esok pagi!" ucap si pria di depan wajah wanita itu sambil mencengkram erat kedua lengannya.
Ia menatap lekat penuh intimidasi. Sedang si wanita menangis tertahan dan menahan sakit pada lengannya karena dicengkram kuat oleh kekasihnya. Si wanita tampak ketakutan melihat aura gelap yang ditunjukkan oleh pria itu. Si wanita tak pernah menyangka kalau pria itu memiliki kepribadian lain yang tak pernah disangkanya. Terkadang si pria bersikap sangat manis, lembut dan perhatian namun ketika suasana hatinya buruk langsung berubah menjadi sosok yang sangat dingin dan kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENJAGA HATI
Mystery / ThrillerKisah seorang gadis yg sangat putus asa hingga berniat mengakhiri hidup karena depresi dan dipertemukan dengan seorang pemuda yg berhati permata hingga akhirnya mereka menemukan kebahagiaan meski tak mudah menggapainya karena masa lalu masing-masing...