PERTIKAIAN PART 2

347 42 5
                                    

Seorang pria menunggangi kuda besinya dengan memakai helm full face berhenti di sebuah parkiran agak jauh dari depot makanan dekat kawasan klinik dan rumah sakit MEDICAL CENTER. Pria itu turun dari motornya berjalan santai dengan berpakaian serba hitam. Memakai hoodie hitam dan bermasker ala ninja. Ia melenggang santai di belakang dua gadis yang sedang berjalan di depannya menuju depot makanan. Dalam jarak 10 meter pria itu mengeluarkan pisau lipat dari balik jaket hoodie miliknya. Tanpa ia tahu ada seorang pemuda lain di belakang pria itu sudah mengintai pergerakannya sejak dari depan rumah sakit. Dengan gerakan gesit pemuda itu langsung mendekati pria tersebut. Ia menekan bahu dan mencengkram lengannya dengan kuat serta menodongkan pistol kecil ke arah pinggang. Pria itu jelas terkesiap saat ada seseorang mengcengkram lengan dan menekan bahunya dengan gerakan cepat tanpa aba-aba yang melumpuhkannya hanya dalam hitungan detik.

"Brengsek, sialan. Siapa Kau berani menyerangku dari belakang?" Pria itu mengumpat lirih.

Dia tidak bisa teriak karena takut mengundang kecurigaan orang-orang yang melintas di sana yang kebetulan agak ramai sebab bertepatan jam makan siang.

"Diamlah! Maka nyawamu akan selamat.  Agar tidak akan ada yang menarik atensi kita," ancam pemuda itu masih dengan posisi menodongkan pistol di pinggang lawannya.

Pemuda itu berhasil menyeret pria tersebut menjauhi tempat itu tanpa menimbulkan kecurigaan orang lain.

Di sisi lain dua gadis yang berjalan ke arah depot tadi langkahnya sempat terhenti sejenak dan menoleh ke belakang mengedarkan pandangan ke arah sekitar.

"Kok berhenti, Els?"

"Kayak ada yang ngikutin deh," ucap Helsa dengan perasaan curiga.

"Siapa?"

Rekannya itu juga turut menoleh ke kanan dan kiri serta ke belakang ikuti pandangan Helsa.

"Perasaanmu aja kali?" ujarnya santai.

"Masa sih?"

"Kamu tuh kayak orang gelisah gitu. Sejak didatangi pria misterius tadi."

"Kayaknya bener deh? Tentang apa yang dikatakan pria tadi," ungkap Helsa yakin.

"Emang dia ngomong apa sama Kamu?"

"Aku cuma disuruh hati-hati, Sya," jelas Helsa.

"Tahu gitu mending nggak usah Kamu temuin orang tadi. Nyesel deh aku kasih saran itu," sesal Tasya.

"Udahlah, Sya. Mungkin dia cuma berniat baik ngingetin aku."

"Yuk buruan makan siang keburu habis jam istirahanya! Bikin badmood aja," ajaknya alihkan pembahasan tentang persoalan yang membingungkan.

Helsa mengangguk saja dan kemudian melanjutkan langkah menuju depot makanan. Ia menyeimbangkan langkah dengan Tasya yang tampak kesal dengan tingkahnya sejak pertemuan tadi dengan pria freak yang sangat misterius.









🍁🍁🍁



Di tempat lain pemuda yang tadi menodongkan pistol terus menyeret pria itu menjauh dari kerumunan. Pria tersebut tak berkutik karena ancaman pemuda itu. Melihat kesempatan yang ada pria itu langsung menginjak kaki si pemuda dengan sangat keras  dan membenturkan kepalanya tepat di wajahnya.

"Auw," teriaknya kesakitan.

Pria berhoodie pun berhasil melepaskan diri dari cengkraman si pemuda tadi. Setelah lolos ia berlari sekencang mungkin menghindari kejaran pemuda tersebut.

"Sial!"

Pemuda itu lekas berlari tunggang langgang mengejar pria itu yang sudah mengendarai kuda besinya. Dengan gesit ia pun mengejarnya dengan motor trail Kawasaki KLX. Dua kuda besi itu saling berkejaran seperti pembalap yang kesetanan. Saling mendahului beberapa kendaraan yang melintas di depannya. Dan puluhan umpatan diteriakkan oleh pengendara mobil dan motor yang kesal dengan tingkah ugal-ugalan dua orang yang saling kejar kejaran itu. Mereka tiba di suatu halaman luas depan gedung kosomg terbengkalai lama tak terpakai. Setelah turun dari motor sport masing-masing mereka saling berhadap-hadapan. Pria  berhoodie itu menyeringai. Dia tersenyum meremehkan. Dan sambil bertepuk tangan lima orang kawanannya muncul.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang