PEMBEBASAN

216 39 7
                                        


Fandy dan Tasya masih berada di kantor polisi. Mereka memberikan laporan hilangnya Helsa Maharani secara mendadak. Laporan itu sudah ditindaklanjuti oleh pihak penyidik yang menangani kasus teror di rumah Arfi tiga hari yang lalu. Setelah menjelaskan kronologi kejadian yang dialami Helsa, pihak mereka segera bergerak cepat menuju lokasi yang dimaksud Tasya dan Fandy. Tempat itu adalah titik lokasi. keberadaan saat terakhir kali rekan mereka hilang di sebuah lahan kosong di sekitar Jalan Sudirman.

Ketika dalam perjalanan, Tasya dihubungi oleh Arfi agar menuju ke sebuah titik lokasi penyekapan Helsa. Untuk sejenak mobil yang dikendarai Tasya dan Fandy berhenti sebentar. Mobil dari aparat kepolisian turut berhenti. Tasya memberitahukan pada team penyergapan agar segera menuju arah share lokasi yang baru saja dibagikan oleh Arfi melalui pesan Whatsapp dari ponsel milik Tasya. Rencana pun berubah. Pihak team BUSER memutar arah kendaraan mengikuti petunjuk share lokasi yang diberitahukan oleh Tasya. Tempat yang disebutkan itu ternyata adalah lokasi penyekapan rekan mereka.

"Kalau begitu kita segera menggrebek persembunyian mereka," perintah sang Komandan dari team kepolisian pada enam orang bawahannya agar segera menuju titik lokasi yang dimaksud.

"Siap Komandan! Laksanakan," jawab mereka berenam kompak.

"Untuk Saudari Tasya sebaiknya kembali ke markas guna menyampaikan laporan terbaru mengenai info tambahan tentang keberadaan dokter Helsa Maharani. Jadi biar Saudara Fandy saja yang turut serta menuju ke sana, " saran Pemimpin team penyergapan itu.

"Baik, Pak."

Fandy hanya mengangguk turuti pemintaan aparat kepolisian tersebut. Mereka berangkat bersama team dengan mengendarai mobil masing-masing. Fandy diminta duduk bersama komandan mereka sebagai penunjuk jalan sesuai arahan dari share lokasi yang dimaksud.

Sedangkan Arfi langsung menuju tempat penyekapan sesuai arahan aplikasi google maps di ponselnya. Sesampainya di sana terasa sangat sepi. Setelah keluar dari mobil Honda Brio hitam---ia mengendap-ngendap sambil menyelia situasi di sekitar tempat itu. Sesaat kemudian, ia  mencari cara untuk masuk ke sana. Dengan perhitungan yang pas, ia berhasil menyelinap dari pintu samping bangunan tua yang tampak tidak berpenghuni. Tiada disangka bahwa tempat itu tampak bersih dan rapi dengan ruangan berjejer rapi bersekat-sekat mirip gedung kos-kosan atau bisa dibilang rumah susun dengan lima lantai seumpama penginapan sementara sebab memiliki banyak ruangan untuk tempat singgah. Bangunan di bagian depan gedung itu tentu saja mampu mengecoh orang-orang karena mengira hanya berupa gedung kosong terbengkalai. Padahal di belakang bangunan yang terlihat usang itu justru terdapat bangunan lain yang megah dan sangat kokoh. Walaupun berupa gedung yang mirip dengan losmen maupun penginapan.

Ia tetap melempar pandangan ke sekitar untuk berjaga-jaga bila ada anak buah dari pelaku penculikan mungkin saja disebar di sekeliling area tersebut. Akan tetapi tidak ada satu pun anak buah sang rival terlihat di sana. Ketika tiba di sebuah ruangan, ia dikejutkan oleh suara gaduh di lantai dua saat menginjakkan kaki di tangga paling atas menuju sebuah ruangan. Ternyata ada dua orang sedang bertarung sengit dikeroyok oleh enam orang seperti preman. Dengan senang hati ia turut bergabung melawan para penjahat berjumlah enam orang. Seperti mendapat angin surga, dua orang yang hampir kewalahan itu tersenyum menang sebab mendapatkan bantuan dari pria yang baru saja datang.

Arfi memasang kuda-kuda bersiap menyerang kelompok penculik di ruangan tersebut. Dengan gerakan gesit ia mampu menghindari serangan lawan. Selama ini ia memang jago bela diri. Ketika ada salah satu rekan preman itu menyerang lagi dari arah depan, ia mampu menangkis tendangan yang diarahkan padanya. Dengan gerakan lincah ia mampu melumpuhkan lawannya itu dengan melakukan gerakan memutar secara cepat menendang titik kelemahan lawan saat salah satu preman menyerang dari arah belakang. Tiga rekan preman itu sudah berhasil dilumpuhkan oleh dua orang pria yang tadi berkelahi lebih dulu dengan mereka.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang