Kekacauan yang terjadi di ruangan Arfi sudah dibereskan oleh Andre dengan memanggil office boy yang kebetulan masih belum diijinkan pulang karena ada kegitan lembur di kantor. Mereka sebetulnya hanya ditugaskan untuk menyiapkan makanan catering yang telah dipesan pihak kantor untuk diberikan pada beberapa karyawan yang ikut lembur sore itu. Tak lama kemudian Andre mengantarkan Rani dan Arfi pulang.
Arfi sempat menolak ketika Andre hendak mengantar mereka, tapi Rani justru membantah dan tetap menyuruh Andre melakukan tugasnya. Rani tidak akan membiarkan sang kekasih mengendarai mobilnya sendirian. Ia tahu bahwa Arfi terlihat kelelahan. Dan tadi sempat diberitahu oleh Siska bila Arfi sehabis dari Bogor langsung menuju ke kantor. Arfi tidak bisa membantah jika Rani sudah memutuskan. Mau tidak mau ia harus menuruti keinginannya.
Tiada terasa perjalanan mereka tidak banyak hambatan. Beberapa menit kemudian mereka sampai rumah. Saat Andre akan pamit dan menyerahkan kunci mobil, ia menyuruh Andre agar membawa mobilnya pulang. Ia tidak tega pada Andre jika harus pulang dengan ojek online untuk kembali ke kantor mengambil motornya. Karena ia tahu betul jika Andre sama lelahnya gara-gara keributan diluar prediksinya. Dengan senang hati Andre menuruti permintaannya. Dan segera berlalu dari rumahnya.
Mereka menaiki tangga bersamaan dan setelah itu berpisah menuju ruang pribadi masing-masing untuk membersihkan diri.
Setelah setengah jam lamanya, Rani keluar kamar terlebih dahulu untuk turun ke bawah menyiapkan baskom yang berisi air es untuk mengompres luka lebam Arfi akibat pukulan Firman sore tadi. Ia masih menunggu sang kekasih keluar dari kamarnya dan segera turun untuk diobati. Setelah lima belas menit menunggu ia pun jengah juga sebab yang dinanti tak kunjung muncul juga. Entah apa yang dilakukan oleh pria itu hingga terlalu lama berada di sana. Ia menyuruh Bi Ijah memanggilnya.
"Bi Ijah!"
"Iya, Neng. Ada yang bisa saya bantu lagi?" Bi Ijah menghampiri.
"Tolong Bibi panggilkan kak Arfi! Bilang padanya saya tunggu di bawah!"
Bi Ijah manggut-manggut dan menuju ke atas untuk memberitahu Arfi.
Kini Arfi sudah duduk berhadapan dengan Rani yang sibuk mengompres luka lebam di wajah pria itu. Hati Arfi begitu riang tatkala mengingat sikap sang kekasih yang membelanya dan mencurahkan seluruh perhatian hanya tertuju padanya sewaktu insiden pemukulan di kantor sore tadi. Bias kilatan api cemburu di kedua mata Firman sangat kentara sore itu. Ia merasa pohon cinta yang semula daunnya meranggas oleh keraguan hanya dalam sekejap rimbun kembali. Jiwa yang kerontang mengakibatkan kegersangan yang melanda sanubari sebab aliran kasih yang kian berkurang dari sungai cinta yang hampir kekeringan kini basah tersiram rinai kasih sayang menyapu kegersangan dalam sekejap.
Arfi memandangi wajah sang kekasih tiada jemu. Senyum terukir di bibir enggan menyingkir. Dua bola mata menatap lurus netra onyx di depannya. Sedangkan tangan kiri Rani masih sibuk menyentuh ujung dagunya agar tidak berpindah posisi sehingga tangan kanannya dengan mudah mengompres bekas luka lebam itu. Semula Rani hanya membiarkan sang kekasih memandangi dirinya dengan penuh kekaguman. Hingga akhirnya jengah dengan sikap pria itu. Jujur saja meski mereka telah menjalin kasih ia tetap saja segugup ini tiap ditatap seintens itu. Benar, kini ia salting dan berusaha mati-matian menutupi kegugupan itu.
"Bisa nggak, berhenti senyum!"
Konsentrasi Arfi sedikit buyar oleh ucapan Rani. Tapi ia malah mengulas senyum lebih manis dari sebelumnya.
"Aku melakukan ini bukan berarti sudah memaafkan Kak Arfi," tegas Rani.
Ukiran senyum yang bertengger manis di sudut bibir Arfi lenyap dalam sekejap. Ia tak menyangka jika Rani masih saja menyimpan bara amarah. Dengan percaya diri ia meyakini bara api emosi itu kini sudah padam.
![](https://img.wattpad.com/cover/255803730-288-k357281.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PENJAGA HATI
Mystery / ThrillerKisah seorang gadis yg sangat putus asa hingga berniat mengakhiri hidup karena depresi dan dipertemukan dengan seorang pemuda yg berhati permata hingga akhirnya mereka menemukan kebahagiaan meski tak mudah menggapainya karena masa lalu masing-masing...