FAKTA MENGEJUTKAN

289 47 47
                                    

Siang hari dengan cuaca yang terik. Bunga-bunga tersenyum saling melirik. Dua sejoli saling menatap kagum di kedua sorot manik. Menyelami kedalaman rasa di sepasang netra onyx. Sama-sama terbuai dalam asmaraloka. Menyemai cinta sewangi kasturi. Merajut visi misi menuju  kasih sejati. Meramu bahagia bersama antara dua insan yang saling setia.

🍁🍁🍁

Hati kedua insan yang sedang berpegangan tangan seakan meluapkan riak kasih sayang yang tak terbendung hingga ujung ke ujung. Bahagia membuncah di hati dua sejoli itu tatkala bunga cinta bersemi indah di taman nurani. Bermekaran penuh warna warni. Ini adalah penggambaran hati Arfi dan Rani sekembalinya mereka dari Bogor yang kini masih dalam perjalanan menuju Jakarta. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dengan kecepatan sedang akhirnya mereka sampai.

"Ran," panggil Arfi sebelum gadis itu keluar dari mobil.

Rani menoleh ke arahnya sebentar sambil tersenyum menyimak maksud yang akan diutarakan.

"Terima kasih," ucapnya tulus.

Rani mengangguk dan setelah itu beranjak dari kursi penumpang usai melepas seatbelt dengan binar bahagia di air muka.

Dari kejauhan Helsa memperhatikan interaksi antara dua insan itu. Ia sangat bersyukur melihat binar ceria tersimpul sempurna di seraut wajah sang kakak.

Selesai membersihkan diri dan berpakaian santai, Arfi duduk di balkon kamarnya membuka tote bag yang berisi dua benda yaitu sepucuk surat peninggalan Sandra dan sebuah buku diary. Ia memutuskan untuk membuka sepucuk surat itu terlebih dahulu karena penasaran berlebih melingkupi hatinya. Mencari jawaban dari sekian banyak pertanyaan yang memenuhi benaknya sejak dari makam sang kekasih. Perlahan ia mengeluarkan secarik kertas dari amplop berwarna biru muda. Lipatan demi lipatan kertas dibuka. Ia pun memperhatikan dengan seksama untaian tiap kalimat yang tertulis rapi di kertas putih bergaris bertinta biru yang hampir pudar. Pada kalimat dilarik akhir ia meneteskan bening-bening kristal yang sejak tadi berusaha di bendungnya. Akan tetapi kini sudah tak bisa tertahankan lagi usai membaca kalimat terakhir yang ditulis oleh sang kekasih.

Dear yang terkasih Arfian Yudhistira

Sebelumnya maafkan aku bila seandainya, aku tidak tidak bisa menepati janjiku. Bukan aku ingin mengingkari apa yang sudah kita sepakati. Sebaik apapun rencana yang kita susun bersama sepertinya kisah kita tetap ditentukan  oleh tangan  Sang Pencipta. Dan kita tidak pernah tahu rahasia dari semesta tentang nasib cinta yang kita miliki. Aku hanya ingin bilang jika seandainya aku pergi ke tempat yang jauh, aku berharap keikhlasanmu utuh agar jalanku mudah. Jika aku belum sempat mengucap salam perpisahan, setidaknya goresan tinta ini lebih dari cukup sebagai pesan terakhirku.

Berjanjilah untuk selalu bahagia walaupun aku tidak lagi berada di sisimu. Aku selalu berdoa agar kelak engkau menemukan penggantiku dan mampu mencintai dan menyayangimu seperti aku yang tidak pernah berhenti mencintaimu. Di ujung penantian cinta kita yang hampir berlabuh di dermaga terpaksa berhenti begitu saja sebab Tuhan yang memang menghendaki-Nya. Apalah dayaku ketika badai itu menyambutku. Tak kuasa aku menahan pilu. Tatkala tangan-tangan durjana memisahkan raga dan jiwa kita yang hampir bersatu. Biarkan aku saja yang menggantikan jalanmu menuju nirwana asalkan kamu tetap utuh dan tidak terluka.

Narendra adalah kunci dari semua peristiwa.

Dari kekasihmu

Cassandra Wulandari

Pyaaarrrr ...

Sebuah pigura foto preweed mereka terjatuh dan pecah. Arfi tanpa sengaja menyenggolnya hingga terjatuh. Di saat bersamaan Helsa melintas di depan pintu kamarnya mendengar ada benda yang pecah di kamar sang kakak seketika berlari dengan panik memasuki ruangan itu. Dengan keadaan lantai berserakan akibat pecahan kaca pigura berkeping-keping ia melangkahkan kaki hati-hati agar tidak kena beling.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang