Mereka berakhir tidur lebih cepat malam ini.
---
Menjadi dekat dan sering jalan berdua membuat hati Sena mulai luluh akan sikap Han yang sangat perhatian padanya.
"Gue yakin bisa buat lo jatuh cinta sama gue." ucap Han dengan tegas. Sembari memberi plester luka pada tumit Sena yang terluka akibat sepatu, Han tersenyum lebar menatap Sena yang berada di atasnya.
Dalam perjalanan mengantar Sena pulang, tiba-tiba hujan kembali turun di hari yang mulai gelap ini. Daripada mati kedinginan seperti sebelumnya, Han melajukan scoopynya ke arah rumahnya.
"Kita kemana?" tanya Sena yang kebingungan.
"Ke rumah." Sena membelalakkan matanya lebar dan panik di saat bersamaan.
Setelah sampai, "Tenang aja. Ortu gue lagi ke luar negeri, gak usah sungkan."
"Gak usah sungkan pala lo. Di sini cuma kita berdua?"
"Iya. Kenapa? Jangan bilang--lo takut gue apa-apain ya? Ya ampun, Sen. Gue gak sebrengsek itu kali. Lo tenang aja, cuma sampai hujan berhenti, gue bakal nganterin lo pulang." ucapan Han membuat Sena sedikit kagum padanya. Hal yang dia ucapkan terdengar sangat gentle.
Setelah memberi Sena handuk, "Seriusan gak mau ganti baju?"
"Gak usah. Gak papa kok."
"Lo takut rabies ya? Tenang aja, baju gue di cuci aman semua kok."
"Gak gitu, Han. Gue cuma--"
"Udah ikut aja. Lo bisa masuk angin entar." kata Han sambil menarik Sena ke kamarnya. Yang awalnya ragu, Sena dibuat takjub akan kerapian kamar pria yang di hadapannya saat ini.
"Ini kamar lo?"
"Kamar pembantu."
"Seriusan? Sebagus ini?"
"Kamar gue lah, Sen. Karena gue suka bersih-bersih, nyokap bilang gue pembantu."
"Ahh gitu..."
Han berjalan ke almari miliknya dan yang kedua kali, Sena takjub dengan susunan baju Han yang sangat rapi. Bahkan lipatannya juga sesuai warna dan jenis.
"Wahhhh~ keren juga lo ternyata. Gue pikir lo jorok, jarang mandi dan make baju itu-itu mulu. Dan sekarang gue tau alasannya..." puji Sena yang diiringi dengan sindiran.
"Gue udah biasa kali di giniin. Mereka pikir gue gak ganti baju karena warna baju gue itu mulu."
"Mmm... Gue juga mikir gitu sebelumnya. Hehe"
Setelah mengganti pakaiannya dengan sepasang training milik Han, di luar Han ternyata sedang memasak ramen jika di cium dari baunya.
Mendengar suara langkah Sena yang mulai mendekatinya, "Sama-sama. Gue tau lo laper."
"Ih apaan sih. Gue bahkan belom ngomong, tapi emang bener sih. Ehe" balasan Sena yang sedikit tidak tahu malu. "Btw ortu lo kemana?"
"Malaysia."
"Jauh bener. Ngapain?"
"Kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you? | Hwang Hyunjin
FanfictionIni bukan sekedar halusinasi, tapi dia memang benar-benar ada.