Chuppp~
"LO GILA?" bentak Hyunjin terkejut.
"Gimana--"
"Gimana apanya? Lo pasti udah gila, gimana kalo sampe ada yang ngeliat? Aisss--" balas Hyunjin murka dan mengacak-acak rambutnya.
Nara menangkup pipi Hyunjin... Mendekatkan wajahnya pada wajah Hyunjin. Disatu sisi, Hyunjin diam dan terlihat memerah sambil menelan ludahnya kasar.
"L-lo-lo..." ucap Hyunjin gagap.
"Kalo ada yang liat ya gak papa lah, lagian nyium tangan doang elah lebay amat lu!" balas Nara sinis, lalu menoyor dahi Hyunjin ke belakang.
"Ahhh cewek ini! Lo kesini sebenernya mau ngapain si?" tanya Hyunjin kesal.
"Marah mulu cepet tua lu. Gue kesini mau mmhh... Jagain lo, dong!" balasnya genit sambil melemparkan wink.
Hyunjin menatap Nara jijik, "Gada niatan laen kan?"
"Mmhhh... Biar bisa ngambil kesempatan tengah malem!" balas Nara berbisik ke telinga Hyunjin.
Hyunjin bergedik tak percaya, "Huhhh!!! Lo-lo udah gila? Jangan asal ceplas-ceplos apa tu mulut, heran! Lo cewek ya, cewek! Malu dikit napa!"
"Lah emang kenapa kalo gue cewek? Gada yang ngelarang kok ngomong sembarang!"
"Aishhh... Lo pulang aja deh! Ada Ibu yang ngejagain gue disini entar."
"Gak bisa."
"Apanya gak bisa? Gue suruh anterin supir gue--"
"Gak bisa karena tante Jihyo gak bisa jagain lo malem ini dan gue udah dapet izin! So, no problem dong!"
"Apaaaa??? Wahhh!!!" Hyunjin benar-benar kesal dengan semuanya dan menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Melihat itu, Nara tertawa kecil.
3 jam kemudian...
Malam sudah semakin larut, Hyunjin juga sudah terlelap sedari tadi. Nara yang masih duduk disampingnya terus menatap seluruh tubuh Hyunjin dan fokus pada kaki kiri dan tangan kanannya yang penuh dengan balutan.
"Lo kenapa si? Kenapa bisa sampe kayak gini..." gumam Nara pelan. Ingin rasanya dia menggenggam tangan Hyunjin. Tapi itu gak mungkin mengingat Hyunjin yang sangat membencinya.
"Jin? Mungkin lo mikir gue gila, aneh atau apapun itu, tapi gue gini juga punya alasan. Gue bukan hanya sekedar orang asing yang kayak lo bilang waktu itu, kita jauh lebih deket dari yang lo pikirin. Mustahil, kan? Tapi itulah yang sebenarnya terjadi."
Nara mengelus pelan luka pada tangan Hyunjin yang dibalut perban, "Cepet sembuh ya!" bisiknya pelan lalu berbalik mengambil jaketnya dan berjalan keluar ruangan.
Nara lapar dan mencari cemilan di luar rumah sakit. Melihat toserba yang ada diseberang jalan, Nara segera kesana.
Ddrrrrtt Ddrrrrtt!
Handphone Nara bergetar dan segera dilihatnya, "Jihyo Eomma" tulisan yang ada dilayar depan handphone Nara.
"Halo! Nara-yaa..."
"Iya, bu. Eh... tante, iya ada apa, tan?"
"Santai aja, gak usah kaku gitu. Kamu bisa manggil apa aja kok. Oh iya, kamu belom tidur? Maaf ya Hyunjin pasti ngerepotin kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you? | Hwang Hyunjin
FanfictionIni bukan sekedar halusinasi, tapi dia memang benar-benar ada.