30 - WARNING!

2K 181 0
                                    

Same as the title, disini gue meringatin yang masih di bawah umur jangan baca ya. Kalo bisa skip aja part gue kali ini.

Gue udah ngasih tau loh.

Kalo masih ngeyel, dosa tanggung sendiri.








---

Hyunjin tak bisa berhenti menangis sejak sampai di rumah. Yang dia lakukan hanyalah terus menjaga Nara dengan menggenggam erat tangan Nara.

"Aku gak papa, Hyunjin."

Hyunjin bergeleng, tak peduli apapun dia ingin terus di samping Nara.

"Hyunjin! Jangan nangis ih, kan aku udah bilang aku baik-baik aja." ucap Nara lalu bangun dari posisinya, memperlihatkan seluruh tubuhnya yang baik-baik saja.

"Tapi tetap aja kan, karena aku kamu jadi gini."

Nara menghela nafas panjang, mencoba mengatur emosinya yang tak stabil. Kemudian Nara duduk di paha Hyunjin dengan posisi memiring.

"Nara-ya!" ucap Hyunjin terkejut. Membelalakan matanya tak percaya dengan apa yang Nara lakukan.

Nara menghapus air mata Hyunjin dengan jari-jari kecilnya, merapikan rambut Hyunjin yang berantakan. Mengelus dahi, mata, hidung dan juga bibir Hyunjin.

"Ra... Kamu--"

"Sstttt!" Nara menyuruh Hyunjin diam dan tenang apapun yang akan Nara lakukan padanya. Namanya juga naluri laki-laki, ya Hyunjin nurut diam aja.

Nara mengelus bibir tebal Hyunjin dengan jempolnya, ke kanan, ke kiri, terus seperti itu.

"Kamu diam... kalau kamu sampai membalas perlakuanku, aku berhenti. Paham?" ucap Nara pelan yang di balas anggukan oleh Hyunjin.

Nara mendekatkan wajahnya ke Hyunjin, membuat Hyunjin refleks menutup matanya.

Jarak wajah mereka hanya terpaut beberapa senti. Dan...

.

.

.

.

.

.

Nara mengalihkan wajahnya ke leher Hyunjin, membuat Hyunjin membuka matanya. "Ck!" decak Hyunjin kesal. Nara hanya tersenyum kecil, lalu melanjutkan aksinya.

Menciumi leher Hyunjin kanan dan kiri. Hyunjin kembali menutup matanya, kalau sampai dia membalas atau bergerak sedikit pun, Nara pasti akan berhenti dalam sekejap. Jadi Hyunjin tak mau merubah mood Nara dengan mengikuti permainannya.

Setelah puas menjelajah leher Hyunjin, Nara menangkup pipi Hyunjin. Menempelkan bibirnya ke bibir Hyunjin, diam, tak memberi pergerakan. Lalu melepaskannya dan berdiri dari posisinya.

Hyunjin membuka mata, menatap Nara heran.

Nara yang berdiri di hadapannya sekarang hanya tertawa geli. Melihat ekspresi Hyunjin yang rada kesal sembari menghela nafas panjang.

Who are you? | Hwang Hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang