Nama gue Jung Na Ra. Gue normal, tapi orang sekitar bilang gue abnormal. Mungkin karena gue berbeda.
Sebenernya... Gue dapat ngeliat hantu. Tapi terkadang, gue gak bisa membedakan yang mana sejenis dengan gue dan yang mana mereka.
Saat itu, gue berumur 5 tahun. Di sekolah gak ada yang mau temenan sama gue, mereka selalu menghindar, menjauh dan gak ingin berdekatan dengan gue.
Sebagai anak kecil, tentu aja gue sedih kan. Setiap hari gue nangis cuma ngeluhin satu hal itu sama nyokap gue. Sampai pada suatu hari, seorang anak laki-laki datang ngehampiri gue dan ngajak gue main dengan dia. Gue belum pernah melihat dia sebelumnya, ini adalah kali pertama. Anehnya, dia terlihat sangat berbeda dari yang lain. Dia memiliki cahaya yang berseri di seluruh tubuhnya. Tapi gue gak peduli, asal dia mau temenan sama gue aja udah cukup.
Namanya Rio. Setiap hari gue habisin waktu luang gue untuk bermain dengan dia. Mulai saat itu, orang-orang terus nyebut gue aneh. Gue gak tahu apa yang salah dengan gue sampai orang-orang terus nggunjing gue kek gitu.
Gue nyoba nanya sama nyokap gue, "Bu? Kenapa orang bilang Nara ini aneh? Apa yang salah dengan Nara?"
Ibu natap gue dalam, gak lama ia meluk gue. "Tak ada yang salah denganmu. Kau sempurna nak."
"Lalu, kenapa orang-orang menghindariku?"
Ibu kembali meluk gue dan ngeratin pelukannya. "Sebenarnya Rio temanmu itu bukan manusia seperti kita. Hanya kau yang bisa melihatnya. Kau paham kan maksud ibu?"
Disitu gue mikir keras tentang hal itu. Kenapa hanya gue yang bisa ngelihat Rio?, "Jadi orang-orang berpikir selama ini Nara ngomong sendiri?"
Ibu ngangguk.
Bagaimana mungkin hanya gue yang ngeliat Rio? Rio terlihat sangat nyata di mata gue.
"Kau itu spesial, jadi kau bisa melihat yang orang lain tak bisa lihat."
"Nara masih tak paham, bu."
"Kau punya kelebihan yang orang tak pernah inginkan. Itulah kenapa kau di jauhi teman-temanmu. Kalau kau ingin punya banyak teman, jauhi Rio. Dia bukan sejenis dengan kita. Kau hanya perlu menutup matamu saat melihat mereka."
"Tapi... Kenapa Nara harus menjauhi Rio? Dia bukan orang jahat, bu. Dia sangat baik sama Nara."
"Tapi dia berbeda, Nara. Percayalah pada ibu. Mungkin Rio sangat baik kepadamu, tapi belum tentu yang lainnya. Mereka juga ada yang berniat jahat."
Semalaman gue terus mencerna semua yang di katakan ibu tadi. Gue masih gak mengerti kenapa gue bisa melihat mereka? Kenapa yang lain gak coba?
Kelebihan yang tak pernah di inginkan? Apa maksudnya? Kalau mereka bukan manusia? Lalu sejenis apa mereka?
Apakah itu alasan Rio tampak berbeda dari yang lain? Jadi, yang membedakan mereka adalah cahaya yang berseri itu? Sekarang gue paham.
Sejak saat itu, gue mulai menghindari mereka yang selalu datang ngehampirin gue. Gue nyoba jadi seperti anak-anak pada umumnya. Gue hanya perlu pura-pura kalau gue itu gak melihat mereka. Aturan pertama adalah hindari kontak mata. Dan benar apa kata ibu, gue punya banyak teman di sekolah.
Saat menginjak bangku SMP, gue gak sengaja nemuin buku yang berjudul INDIGO. Cerita dalam buku itu sama seperti cerita hidup gue. Dan mereka menyebut makhluk itu Hantu/Roh. Sama seperti manusia, mereka ada yang baik dan ada pula yang jahat. Hanya 1 dari 10 kemungkinan yang dapat melihat mereka. Termasuk gue.
Alasan kenapa gue ngebuat cerita tentang ginian karena sebenarnya ini gue ambil dari kisah nyata.
Gue kenal seseorang yang mengalami hal ini dalam hidupnya. Hanya saja gue ubah sedikit jalan ceritanya biar sedikit menarik.
Jangan lupa vote ya k1-k1😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you? | Hwang Hyunjin
FanfictionIni bukan sekedar halusinasi, tapi dia memang benar-benar ada.