75 - Pengakuan Dadakan

364 48 4
                                    

Dokter itu tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala.

"Maaf, kondisi bu Somi sudah sangat memprihatinkan. Jika bayi itu tak segera di keluarkan, nyawa bu Somi lah sebagai gantinya."

Mendengar penjelasan Dokter itu, masing-masing dari mereka merasakan kesedihan yang sangat amat dalam. Semua itu terpampang jelas di wajah dan tubuh mereka yang seketika lesu saat itu juga.

Nara ingin menangis namun ia berusaha menahan tangisnya sambil menatap Hyunjin. Tanpa di sangka, Hyunjin juga menatap Nara. Sama seperti Nara, mata Hyunjin juga tampak berkaca-kaca.

Karena Somi butuh istirahat total, mereka pun memutuskan pulang dan berniat datang lagi esok hari.

Di perjalanan, Nara tak berkata satu kata pun yang membuat Hyunjin merasa aneh dan janggal.

"Raaa? Lo gak papa?"

Nara menatap Hyunjin lalu menggelengkan kepala sebagai gantinya. Ia ingin mengatakan ia baik-baik saja, namun matanya tak bisa bohong.

Tak berlangsung lama, Nara menangis tak tertahan lagi. Ia kembali teringat akan takdir yang di terima Somi, pasti sangat berat. Pikirnya.

Hyunjin bingung bagaimana cara menenangkan Nara. Melihat Nara yang terus menahan tangisnya dengan menutupi wajahnya, Hyunjin segera menepikan mobilnya.

Hyunjin menarik tangan Nara dan memeluk tubuh mungil Nara. "Gak papa, Ra. Nangis aja, jangan di tahan." ucap Hyunjin dengan paruh suara serak. Nara bisa tahu kalau Hyunjin juga sedang menahan air matanya.

"Maafin gue~" Nara merasa bersalah karena sudah melanggar janjinya, bagaimana pun Nara hanya seorang manusia biasa dan tercipta sebagai makhluk yang lemah.

"Gak perlu minta maaf. Nangis gak ada salahnya kok." Hyunjin menjauhkan tubuh Nara, merapikan rambutnya dan menghapus air matanya menggunakan ibu jarinya. "Somi bakal baik-baik aja kok, kamu tenang aja~" ucapan Hyunjin berhasil menenangkan Nara.

Hyunjin kembali memeluk Nara, tak lupa mengelus puncak kepalanya. Sangat romantis.

Setelah merasakan tubuh Nara mulai tenang, Hyunjin mengecup kening Nara dengan damai. Tak ada maksud apa-apa, hanya reflek murni untuk menenangkan Nara.

Nara yang menyadari hal itu langsung mendorong tubuh Hyunjin hingga terpental ke bangkunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara yang menyadari hal itu langsung mendorong tubuh Hyunjin hingga terpental ke bangkunya.

"LOOO??? Lo sudah gilak? Lo barusan ngapain gue?" ucap Nara terkejut.

Hyunjin yang baru saja terpentok kaca mobil masih merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya, "Aw!" keluh Hyunjin, "Gu-gue cuma--"

"DASAR MESUM!" setelah mengucapkan kalimat itu, Nara membelakangi Hyunjin saking kesalnya.

"Dia pikir gue murahan kali main nyosor-nyosor saja, hih kesel gue!" batin Nara dengki. Ingin rasanya Nara keluar mobil Hyunjin, namun tindakan itu adalah satu hal yang bodoh. Ia tidak ingin berkeliaran seperti orang tolol di luar sana.

Who are you? | Hwang Hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang