"Ini gak mungkin soal dimensi-dimensi itu kan?" batin Hyunjin.
•••
Hyunjin menyesal pernah percaya soal dimensi omong kosong yang diucapkan Nara waktu itu. Sekarang apa? Nara sudah seperti ekor yang terus ngikutin kemana pun Hyunjin pergi.
"Mau lo apa si?" langkah Hyunjin berhenti dan berbalik menghadap Nara dengan tatapan kesal.
Meski begitu Nara gak pernah ngambil hati ucapan Hyunjin. Nara punya tekad yang kuat, ia percaya Hyunjin akan lunak suatu hari nanti dan kunci kebahagiaan Nara adalah hidup bersama Hyunjin.
Melihat Nara senyum-senyum sendiri, semakin membuat Hyunjin risih terhadap Nara.
"Dia bener-bener udah gila!" batin Hyunjin lalu pergi meninggalkan Nara yang masih terpaku halu.
"Hai, Ra! Lo udah sembuh ternyata!" tegur seseorang sembari menepuk pundak Nara dari belakang. Nara yang masih bengong sontak membulatkan matanya lebar karena kaget.
"Lo-lo em--siapa?" ucap Nara ragu.
"Yakkk! Apa kecelakaannya separah itu sampe lo hilang ingatan kek gini?" tanya gadis itu khawatir. Dia membolak-balikkan tubuh Nara seolah memeriksa keadaannya.
"Lo kenal gue?"
"That's okay! Kita bisa kenalan lagi, gue Se Na temen sekelas lo" gadis itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Naaaa-Ra" balas Nara ragu.
"Udah tau." respon Sena cepat sembari memutar kedua bola matanya. "Udah yuk masuk. Bentar lagi kelas!" ajak Sena sembari menggandeng tangan Nara.
Nara masih berpikir keras mengingat kembali siapa Sena. Tapi nihil, "Sejak kapan kita saling kenal?" pertanyaan Nara membuat langkah mereka berhenti.
Sena manarik nafas panjang lalu menghembuskannya, "Gue kenal sama lo itu dah lama, nah kalo kenalannya pas... ah hari lo kecelakaan!"
"Kecelakaan? Berarti belom lama dong" batin Nara tenang. Nara berpikir benar-benar ada yang salah dengan dirinya, tapi wajar saja dia gak inget, lo wong baru sebentar doang kok.
"Lo beneran udah baikan sekarang?"
Nara menjawab dengan anggukan pelan, "kayaknya lo gak baik-baik aja deh sekarang. Ayo ke RS!" Sena benar-benar bertingkah semaunya yang langsung menarik Nara menuju ke halaman luar.
"Stop! Gue gak papa" balas Nara tegas.
"Okey!"
Nara meninggalkan Sena yang masih terpaku dan bingung akan sikap Nara. Bukannya tak percaya, hanya saja Nara tak pernah punya teman selama ini.
•••
Bukannya mengikuti kelas, Nara malah nongkrong di salah satu kafe tak jauh dari kampusnya. Beberapa menit sekali, Nara melihat ke arah pintu masuk kafe.
"Dateng gak ya?" gumam Nara seorang diri.
Emang kalo jodoh gak kemana, Hyunjin datang bersama dengan teman-temannya. Melihat Nara melambaikan tangan ke arahnya, Hyunjin mengginggit bibir bawahnya geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you? | Hwang Hyunjin
FanfictionIni bukan sekedar halusinasi, tapi dia memang benar-benar ada.