97 - I need "That"

172 18 3
                                    

"AH SIAL! INI AERRRRRR!!!!" teriak Nara tepat sebelum jatuh ke dalam sungai. Alasan mengapa Nara berteriak adalah karena ia tak bisa berenang.

"Shitttt!!" umpat Mingyu kesal karena kehilangan Nara.

Nara yang sudah berada di dalam air terus mencoba untuk mengapung dan menepi, namun arus sungai itu terlalu deras untuknya. Ditambah lagi, Nara sama sekali tak tahu bagaimana teknik untuk mengapung atau berenang.

5 menit berlalu pada akhirnya Nara tenggelam dan tak sadarkan diri.

Tepat pukul 4 dini hari, salah seorang petani desa setempat tak sengaja melihat sesuatu yang terbawa arus. Menyadari itu adalah manusia, petani itu segera berlari menyelamatkan Nara yang saat itu sudah tak sadarkan diri.

Setelah membawa Nara ke tepi, ia juga sempat tak pecaya bahwa Nara masih bernafas. Padahal jika dilihat dari kondisinya, tak mungkin orang yang terbawa arus sekuat ini masih bisa selamat. Apalagi saat itu seluruh tubuh Nara sudah pucat, ditambah lagi terdapat banyak bekas goresan benda tajam dibeberapa bagian tubuhnya, seperti wajah, leher, tangan, bahkan di tubuhnya.

Setelah menelepon kepolisian, polisi memperkirakan bahwa Nara sudah berada di dalam air sekitar dua jam lamanya. Memang suatu keajaiban bahwa saat ini dia masih bernafas, tapi kemungkinan untuk sadarkan diri adalah berharap pada kehendak Tuhan.

Tak lama setelah Nara ditemukan, Hyunjin dan teman-temannya tiba di lokasi.














Flashback Off~

































Melihat keadaan Nara sudah semakin baik, Nara sudah diperbolehkan pulang setelah 3 hari melakukan perawatan.

"Kalian seriusan gak papa nih pulang sendiri? Jiyul gimana? Kalo gak gini aja deh, karena Nara belom terlalu pulih jadi Jiyulnya sementara sama ibu, gimana?" ucap Jihyo di telepon. Saat hari kepulangan Nara, Jihyo tidak bisa datang dikarenakan pekerjaannya yang mengharuskan lembur.

"It's ok, mom. Nara sama Jiyul biar Hyunjin yang rawat. Ibu tenang aja." balas Hyunjin meyakinkan Jihyo.

"Iya ibu tenang aja. Nara udah sehat kok, jadi gak usah khawatir soal Jiyul." saut Nara disamping Hyunjin.

Setelah berhasil meyakinkan Jihyo, mereka bersiap untuk pulang ke rumah. Sebelum itu, Hyunjin dan Nara datang ke ruangan Minhyun untuk berpamitan.

"Yahhh uri Jiyul udah mau pulanggggg..." ucap Minhyun sedih sembari manyun saat melihat Jiyul berpamitan.

"Yah, please. Rumah kita gak jauh." balas Hyunjin savage. Nara hanya tertawa melihat drama antara ayah, anak dan cucu.

Diperjalanan pulang, Nara memeluk Jiyul yang tertidur sembari terus menikmati pemandangan kota setelah sekian lama. Hyunjin yang melihat itu sedikit kesal dan iri, "Pemandangannya bagus banget ya dibanding aku," sindir Hyunjin pelan.

Nara menyipitkan matanya setelah mendengar ucapan Hyunjin barusan, "Kamu kenapa si?" tanya Nara heran.

Hyunjin hanya menghembuskan nafas berat, "Kamu emang selalu gak peka." balas Hyunjin jutek.

Nara tahu betul apa maksud Hyunjin, ia hanya tersenyum kecil melihat tingkah bayi besarnya itu. "Coba deket sini deh!" titah Nara menyuruh Hyunjin mendekat.

"Kenapa emang?"

"Sini aja." setelah Hyunjin mendekatkan wajahnya, Nara menarik dagu Hyunjin dan memberi kecupan singkat di pipinya. Hyunjin yang tadinya ngambek seketika tersenyum malu-malu setelah mendapatkan kecupan dari Nara. Anehnya, sepanjang jalan hingga sampai ke rumah, Hyunjin terus tersenyum tersipu malu.

Who are you? | Hwang Hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang