"Dia istri saya." jawabnya sembari menunjuk makam Ibu Nara.
Mendengar itu, Hyunjin menatap Nara, Nara terdiam menatap kosong ke arah Bapak itu.
Kalo dia suami Ibunya, berarti itu adalah Ayahnya. Ya! Ayah yang meninggalkannya bersama Ibunya saat kecil dulu.
"Maafkan Ayah!"
Nara muak. Mengingat betapa kejamnya Ayahnya dulu yang pergi meninggalkan dia dengan Ibunya demi wanita lain.
Tanpa membalas perkataan lelaki yang ternyata Ayahnya itu, Nara pergi. Pergi meninggalkan pemakaman bersama Jiyul yang di gendongnya.
"Raaaa?" panggil Hyunjin yang tak di gubris oleh Nara.
"Maaf, pak. Saya pergi dulu." pamit Hyunjin lalu mengejar langkah Nara.
Sampai keluar area pemakaman, Hyunjin menahan tangan Nara.
"Raaa??? Kamu kenapa sih? Dia itu Ayah kamu." ucap Hyunjin dengan nafas terengah-engah.
"Kamu tau apa, Jin? Dia bukan Ayahku." balas Nara kasar. Rasa kesal Nara bertambah saat Hyunjin berkata seperti tadi.
"Kamu kok jadi marah ke aku sih?"
"Udahlah, Jin. Aku mau pulang."
"Loh? Katanya mau ziarah dulu. Ini kok--"
"Yaudah kalo kamu gak mau, aku bisa pulang duluan sama Jiyul." balas Nara ketus lalu melangkah pergi.
Hyunjin menghela nafas kasar. Tak tau lagi apa yang harus di ucapkannya. Di posisi sekarang, lelaki serba salah.
"Raaa??? Oke kita pulang. Kamu jangan main pergi gitu aja dong." balas Hyunjin dengan teriakan.
Selama perjalanan pulang, Nara tak berbicara satu kata pun. Biasanya Nara paling tak bisa diam saat di kendaraan seperti ini.
"Yang?" panggil Hyunjin halus.
"Maaf. Kamu jangan diam aja gini dong." ucap Hyunjin lagi berusaha berbaikan dengan Nara.
"Aku lagi gak mood ngomong, Jin."
"Yaudah." Hyunjin tau betul kalo Nara sudah bersikap seperti itu. Dia harus diam, menunggu sampai mood Nara baik lagi. Kalau tidak... Wahh!!!
---
Surat perceraian Somi dan Guanlin sudah keluar. Dan mereka resmi telah bercerai.
"Gue minta maaf. Gue gak bisa melakukan apapun lagi karena ini kemauan lo. Gue harap lo bahagia." ucap Guanlin sebelum berpisah dengan Somi.
"Oh iyaa... Asal lo tau, bukan karena harta atau apapun yang ada di benak lo. Tapi gue nikahin lo itu beneran tulus mau bertanggung jawab atas anak kita. Jaga diri lo baik-baik, Mi. Gue pergi." sambung Guanlin lagi dan berpamit pergi.
Somi tak begitu menanggapi perkataan Guanlin, bahkan menatap kepergian Guanlin saja dia tak bisa.
Somi tak bisa terus membohongi dirinya sendiri kalo dia sebenarnya mulai menaruh hati ke Guanlin. Sayangnya saja Guanlin tak sadar. Bukan, mungkin dia tak peka.
Somi sampai ke sebuah kafe sendirian. Memesan apapun yang dia inginkan, terutama Bir. Bir adalah pelengkap di saat stres seperti sekarang.
Melihat Guanlin berbohong bahwa dia mempunyai gadis lain membuat hatinya semakin terluka.
Awalnya dia pikir Guanlin juga suka sama dia, tapi tidak. Itu tidak lebih dari sekedar perhatian semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you? | Hwang Hyunjin
FanfictionIni bukan sekedar halusinasi, tapi dia memang benar-benar ada.