📌
•----------•
Tidakkah sakit hatimu melihat Al Qur-an mu berdebu atau bahkan hingga terdapat sarang laba-laba disekitarnya sementara ponselmu bahkan hampir tak pernah lepas dari genggamanmu?
•----------•
•----------•
Wanita itu dimuliakan dengan akad, bukan dengan cokelat.
•----------•Sekarang Azzam tengah dalam perjalanan menuju ke rumah orangtua dari Niswa, gadis yang ingin Azzam jadikan pasangan hidupnya. Kini detak jantung Azzam rasanya berdetak berkali-kali lipat lebih cepat dari biasanya. Tangannya juga seperti mati rasa sekarang. Beruntung dia masih bisa mengemudi dengan baik.
Ya, setelah makan malam saat itu, Azzam benar-benar menyampaikan niatnya untuk meminang seorang gadis kepada keluarganya. Dan tentu semua orang terkejut dengan niat yang Azzam sampaikan itu. Ini terasa mendadak karena sebelumnya Azzam tak pernah menceritakan atau menunjukkan tentang niat baik itu. Azzam lalu menceritakan bagaimana ceritanya dia bisa jatuh hati pada gadis yang rumah orangtuanya akan mereka datangi sekarang.
Awalnya Dev menentang niat Azzam ini. Bukan, bukan karena surat perjanjian itu. Sampai saat ini tidak ada yang tahu soal surat perjanjian itu, kecuali Niswa dan Azzam sendiri. Tapi ini karena pemikiran Dev tentang, bagaimana mungkin dengan satu kali pertemuan saja bisa mengakibatkan jatuh cinta? Itu aneh dan tak wajar bagi Dev. Kesan bertemunya buruk pula. Namun Hafiza meyakinkan Dev bahwa perasaan semacam itu bisa saja terjadi pada siapapun.
Jika Allah sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. Termasuk jatuh hati pada seseorang walaupun hanya dengan sekali pertemuan. Itulah yang dirasakan Hafiza dulu bukan? Dev hanya tidak tahu saja karena Hafiza tak pernah mengungkapkannya. Dia terlalu malu untuk itu. Namun syukurlah, walaupun Hafiza tidak menjelaskannya secara rinci, Dev akhirnya menyetujui keputusan putranya itu.
Kini, Dev yang ada di samping putranya dan Hafiza yang ada di kursi penumpang belakang ikut merasakan apa yang dirasakan Azzam saat ini. Saat ini Azzam memang tidak hanya sendiri di dalam mobilnya. Ayah dan ibunya juga ikut serta, namun tidak dengan Ara karena adiknya itu benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Mendengar tujuan kepergian kali ini, Ara kembali merajuk malam itu dan memarahi kakaknya habis-habisan karena rencana ini begitu mendadak.
Tapi ya mau bagaimana lagi, Azzam tidak ingin mengecewakan keluarganya. Itulah sebabnya dia mengutarakan niat baiknya itu setelah yakin telah mengantongi restu dari orangtua Niswa, dan Niswa sendiri tentunya. Walaupun persetujuan itu dilandasi dengan surat perjanjian.
Bahagia dan khawatir ada dibenak Dev dan Hafiza sekarang. Dia tentu ikut bahagia atas kebahagiaan yang dirasakan oleh putranya saat ini. Tercetak jelas di wajah Azzam bahwa dia benar-benar menginginkan wanita yang Dev sendiri belum tahu siapa itu untuk menjadi pendampingnya. Namun ada kekhawatiran juga yang mengikuti.
Kenapa? Karena ini adalah kali kedua Dev dan Hafiza melihat raut wajah Azzam seperti ini.
Benar. Ini adalah kali kedua. Pertama kali Azzam memperlihatkan wajah bahagianya itu setelah ia menjalani masa ta'aruf dengan seorang gadis lewat perjodohan yang Dev rencanakan. Semua gadis yang dikenalkan kepada Azzam oleh Dev sama sekali tidak ada unsur pemaksaan perjodohan di sana. Dan ternyata salah satu diantaranya ada yang benar-benar Azzam rasa cocok untuk menjadi pendamping hidupnya.
Namun sayang, tak semulus itu kisah cinta Azzam. Gadis yang sebelumnya telah menyetujui bahkan menerima pinangan dari Azzam itu memilih untuk membatalkan pernikahan mereka di tengah persiapannya. Azzam bahkan tidak tahu apa alasannya, dan tidak ada keinginan untuk menanyakannya. Baik untuk saat itu hingga sampai detik ini.
Bagi Azzam, pasti ini sudah menjadi takdir Allah. Mungkin Azzam memang tak berjodoh dengan wanita itu. Maka, Azzam hanya bisa mengikhlaskannya saat itu. Yah walaupun perasaannya sudah bertaut dengan sang gadis. Tetapi Azzam tak mungkin bisa melawan kehendak Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...