📌
•-----•
Jangan lalaikan sholatmu. Tunaikan dulu, baru setelah itu membaca kisahku ya...
•-----•
•-----•
Dalam mimpiku, kamu mencintaiku.-Ig : andaikankita-
•-----•"Nanti ketemu mantan kamu gak nih di sini?" tanya Niswa tiba-tiba.
Benar. Saat ini mereka memang sudah sampai di hotel milik Azzam dan sudah memasuki kamar. Namun, tiba-tiba Niswa menanyakan hal di luar nalar itu.
"Enggak," jawab Azzam seadanya.
"Masa?" tatapan Niswa tak percaya.
Walupun belum sepenuhnya yakin, tetapi saat Ara mengatakan kalau Niswa telah memiliki perasaan untuknya, sekarang dia jadi memaklumi ketika istrinya itu tiba-tiba menanyakan soal Jihan dengan ekspresi yang tidak biasa.
"Kamu bilang, kamu mau aku putusin hubungan kerja aku sama Jihan? Ya aku lakuin. Jadi, aku udah gak ada hubugan kerjaan apapun sama dia. Semua di urus sama Erik. Jadi aku rasa, kita gak mungkin ketemu dia di sini karna aku udah gak ada hubungan kerja apapun sama dia," jelas Azzam.
Niswa terkejut sampai terbuka sedikit mulutnya saat mendengar penjelasan dari Azzam. Azzam benar-benar memutuskan hubungan kerjanya dengan Jihan?
"Kamu beneran putusin hubungan kerja kamu sama dia?" tanya Niswa.
"Iya," jawab Azzam santai.
Benar. Setelah pertengkaran itu terjadi dan memikirkan dengan matang, Azzam menyuruh Erik untuk membatalkan kerjasama dengan Jihan. Akhirnya Azzam lebih memilih untuk di-cap tidak profesional dalam pekerjaan dan mengambil semua resiko daripada membuat istrinya tidak nyaman. Lagipula, Azzam juga tidak ingin berlarut-larut dalam pertengkaran dengan Niswa. Apalagi penyebabnya adalah wanita lain.
"Terus? Kamu dituntut dong?" tanya Niswa.
Niswa tahu benar resikonya sangat besar saat harus membatalkan kontrak kerja. Apalagi semua persiapan sudah selesai dan sudah mendekati hari H. Itu bukan hal main-main. Saat itu Niswa sedang sangat marah, dia mengucapkan apa saja yang sedang melintas pada otaknya. Sebenarnya, Niswa masih bisa menahan rasa cemburunya sampai hubungan kerja antara Azzam dan Jihan usai walaupun itu tidak mudah. Dia pikir Azzam tidak akan melakukan apa yang dia ucapkan. Tapi ternyata_
"Enggak," jawab Azzam lagi.
"Hah?!" tanya Niswa tak percaya.
Niswa menjadi semakin curiga pada gadis yang bernama Jihan itu. Ditambah lagi keberadaannya di sini, itu semakin menguatkan firasat Niswa soal kecurigaannya terhadap Jihan. Iya benar, dia juga ada di sini.
Seseorang yang Niswa lihat tadi saat check in, itu adalah Jihan. Tadinya Niswa juga tidak yakin, tapi setelah melihatnya dengan sungguh-sungguh ternyata itu benar-benar Jihan. Namun saat akan menghampirinya, Azzam sudah lebih dulu mengajaknya menuju kamar mereka.
Itulah sebabnya Niswa menanyakan hal tadi pada Azzam. Dia tahu dan dia percaya bahwa Azzam tidak akan melakukan hal itu. Azzam tidak akan mengajaknya ke sini kalau memang dia memiliki hubungan khusus dengan Jihan.
Tapi, tetap saja pertanyaan itu tidak bisa dia tahan. Dan ternyata justru kecurigaan lain yang Niswa dapatkan. Jihan bahkan tidak menuntut apapun pada Azzam. Apa dia serius masih menginginkan Azzam?
-AZWA-
Tak terasa, sekarang matahari sudah tak menampakkan dirinya lagi. Dan di waktu seperti inilah biasanya orang-orang mengistirahatkan fisik mereka. Azzam dan Niswa pun juga melakukannya. Niswa sudah berbaring di atas ranjang, tapi lain dengan Azzam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...