📌
•-----•
Bukan dunia yang sempit tapi kita yang meluas, bukan Allah yang pergi tapi kita yang melupakan.-Ig : @istiqamah.daily-
•-----•
•-----•
Semesta punya caranya sendiri untuk membuat kita dewasa. Salah satunya adalah dengan luka.Ig : @notasihujan_id-
•-----•"Oh ... oh iya. Aku ke sini mau ... kasih undangan," jawab Azzam.
Degh...
Niswa menatap Azzam dengan penuh tanda tanya setelah mendengat jawabannya. Undangan? Apa maksudnya? Azzam ke sini untuk memberi undangan? Undangan pernikahan maksudnya? Apakah Azzam pulang ke Jakarta karena dia akan menikah? Apa dia benar-benar sudah melupakan cintanya dulu? Secepat itu kah? Hanya dalam waktu dua tahun? Bahkan perasaan yang Niswa miliki tak sedikitpun terkikis, tapi Azzam?
"Kamu ... kamu mau nikah lagi?" tanya Niswa menahan sakit dalam hatinya.
"Iya."
Tak bisa ditahan lagi. Air mata itu akhirnya kembali jatuh di hadapan Azzam. Jadi benar? Jadi benar Azzam telah melupakan semuanya di saat Niswa memiliki luka yang bahkan masih belum kering? Azzam kembali menggoreskan luka di sisi lain.
"Nih. Aku harap kamu mau terima," ucap Azzam kembali mengulurkan tangannya untuk memberi sebuah undangan.
Azzam benar-benar sudah sembuh dari lukanya. Dia bukan hanya baik-baik saja sekarang, tapi dia sudah jauh lebih baik. Namun walaupun begitu, haruskah dia memberi kesakitan ini lagi? Kesakitan yang lebih dari kesakitan sebelumnya ini? Haruskah dia datang hanya untuk memberikan ini? Tidak tahu kah dia, kalau ini sangat menyakitkan bagi Niswa?
Mencoba untuk kuat, Niswa menerima undangan itu dengan tangan kosongnya sementara tangan yang lain masih memegang bunga yang Azzam berikan tadi.
Niswa pun membuka undangan itu. Walaupun tahu akan merasakan sakit yang teramat sangat pada hatinya, tetapi tak bisa ia pungkiri kalau dia ingin melihat nama wanita yang akan Azzam nikahi, Niswa ingin tahu siapa perempuan beruntung yang berhasil mendapatkan suami sebaik laki-laki itu.
Saat sudah mulai membuka undangan itu, Niswa mengerutkan dahinya saat membaca nama wanita yang tertulis di dalam undangan itu. Kenapa nama ini yang tertulis di sini?
"Zam, i-ini? Kenapa na-nama yang ada di undangan ini_"
Belum sempat Niswa menyelesaikan ucapannya yang terbata-bata itu, Azzam tiba-tiba menjatuhkan dirinya hingga posisinya sekarang berlutut di hadapan Niswa. Apa yang dia lakukan sekarang? Kenapa dia berlutut seperti itu?
"Azzam, kamu ngapain sih?" tanya Niswa bingung.
Bukannya langsung menjawab pertanyaan Niswa, Azzam malah mengambil sesuatu yang ada di dalam saku jas nya. Sebenarnya Azzam sedang apa? Apa yang ingin dia lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...