AN -٢- CEMBURU

5.8K 481 64
                                    

📌

•----------•
Tunaikan dulu ibadahmu, baru setelah itu ikuti kisahku
•----------•
•----------•

Jangan ingat kebaikanmu pada seseorang. Karena jika pun kamu tak melakukan itu untuknya, Allah akan menunjuk orang lain untuk melakukannya.

•-----------•

"Assalamualaikum," salam Azzam ketika memasuki rumah.

Semua orang yang sudah ada di meja makan menengok lalu menjawab salam yang diucapkan oleh Azzam. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi Azzam langsung menyusul orangtua dan juga adiknya yang sudah duduk di sana. Ah, ternyata adiknya itu juga masih memakai seragam kerjanya. Sepertinya dia juga baru selesai bertugas.

"Maaf ya aku telat," ucap Azzam sambil merenges.

"Sibuk banget ya, Chef?" ejek Ara yang duduk di samping Azzam.

"Iya nih, Bu Pol. Kayaknya Ibu Pol juga lagi sibuk banget yah?" ejek Azzam.

Ara yang mendengar ejekan kakaknya itu terkekeh sembari menepuk pelan bahu kakaknya itu karena dia pun juga baru sampai dan masih mengenakan seragamnya. Mereka memang sangat akrab. Mungkin perbedaan usia yang hanya dua tahun antara mereka berdua menjadikan hubungan mereka semakin dekat.

"Udah-udah, kalian tuh tiap ketemu ejek-ejekan terus. Kalian itu sama-sama sibuk, sampe udah lupa sama kebiasaan kita," sahut Dev.

Ucapan ayah mereka itu cukup membuat mereka bungkam sambil merenges merasa bersalah. Tanpa Azzam dan Ara sa adari, mereka memang sama-sama terlalu sibuk belakangan ini. Azzam yang sibuk dengan urusannya di hotel dan juga sekaligus menjadi juru masak di restoran yang ada di dalamnya. Sementara Ara yang juga sibuk dengan pekerjaannya menyelidiki kasus demi kasus kriminal.

Ya benar. Ara berprofesi sebagai seorang polisi wanita sekarang. Baik Azzam ataupun Ara, sama-sama tidak mengikuti jejak Dev untuk mengelola perusahaan yang bergerak di bidang properti. Dan Dev? Dia sama sekali tidak menentang keputusan anak-anaknya itu. Dia justru mendukungnya sekarang. Ya, sekarang. Dulu tentu dia menentang profesi yang dipilih anak-anaknya. Terutama Ara.

Bagaimana tidak? Ara itu adalah seorang wanita. Dan pekerjaan sebagai seorang polisi tentu sangat beresiko. Dalam profesi itu, Ara harus berhadapan dengan orang-orang kriminal. Dari kasus kelas bawahan hingga kasus-kasus berat.

Namun apalah daya, Ara tumbuh menjadi gadis yang sangat pemberani. Kemampuan bela diri Ara tidak bisa diragukan lagi, dia sangat giat berlatih. Ara menunjukkan itu pada Dev dengan meraih berbagai kejuaraan bela diri sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Bahkan Ara sanggup mengalahkan kakaknya yang seorang lelaki. Itulah kenapa Dev tidak bisa menghalangi cita-cita putrinya itu.

Padahal jika diingat-ingat, Dev begitu protektif saat Hafiza hamil. Baik itu saat masa kehamilan Azzam maupun Ara. Namun ketika dewasa, baik putra maupun putrinya itu sama-sama memilih pekerjaan yang beresiko melukai diri mereka.

Pekerjaan Azzam tentu juga beresiko. Tak banyak orang tahu bahwa pekerjaan seorang juru masak itu juga sangatlah beresiko. Tertimpa benda berat, teriris pisau, terkena panas, itu semua adalah beberapa resiko yang harus diterima oleh seorang juru masak.

Dev hanya bisa menerima keputusan putra-putrinya itu dengan lapang dada. Walaupun tidak sepenuhnya ikhlas memikirkan semua resiko yang akan diterima oleh anak-anaknya, namun lama kelamaan Dev menerimanya juga dengan bantuan dari bujukan istrinya, Hafiza.

"Zam, menurut kamu kalo Ayah sama Ibu ada rencana jodohin kamu gimana?" tanya Dev.

"Uhuk... uhuk...,"

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang