AN -٢١- UNKNOWN

2.7K 383 26
                                    

📌
•------•

Jangan bangga bilang "Aku pasti jagain kamu" kalau kamu sendiri belum bisa jaga sholatmu😏

•------•
•------•
Hargai selagi ada, boleh sibuk tapi jangan lupa sama yang selalu ada. Diabaikan itu rasanya sakit.

-Ig : @musik_mellow-
•------•

"Jadi Ayah mau ke sini lagi?" tanya Azzam pada lelaki di hadapannya.

Acara perkenalan Niswa sudah selesai. Dan sekarang Niswa masih berada di putaran para pegawai Azzam. Dia bisa sangat galak dengan Azzam tetapi terlihat begitu ramah di hadapan semua pegawai Azzam. Tidak adil. Siapa sebenarnya yang berstatus suaminya?

Dan baru saja Azzam menangkap keberadaan Erik, langsung saja Azzam menghampirinya untuk menanyakan ada dimana ayahnya sekarang. Karena sejak datang, Azzam tidak melihat Dev. Bahkan saking sibuknya, Erik sampai menyuruh pegawai lain untuk menyambut Azzam dan Niswa tadi.

"Betul Pak. Tadi Pak Dev bilang kalau beliau nanti ke sini lagi untuk memastikan Bapak benar-benar membawa Ibu Niswa ke sini, Pak," jawab Erik.

Astaga...

Azzam hanya bisa menepuk jidatnya sendiri mendengar alasan ayahnya itu. Apa ayahnya pikir putranya ini akan berbohong dengan melangggar perintahnya?

Hari ini Erik sudah dibuat pusing dengan persiapan mendadak karena ada acara yang tiba-tiba ini. Sebenarnya Erik juga ingin mengatur soal itu. Tapi dia pikir, dia bisa bicara dengan Azzam setelah atasannya itu menyelesaikan masa cutinya. Dan belum sampai waktu itu tiba, Dev yang malah tiba-tiba sudah sampai hotel. Dan terjadilah kegaduhan di hotel ini karena acara dadakan ini.

"Mas? Udah selesai kan acaranya?" tanya Niswa yang tiba-tiba muncul di antara Azzam dan Erik.

Ya, tentunya Niswa harus tetap bersandiwara di hadapan Erik juga. Niswa bersandiwara di hadapan semua orang yang ada di sini.

"Iya udah. Tapi nanti Ayah mau ke sini lagi. Kamu gak pa-pa ya di sini dulu?"

Seketika Niswa melotot pada Azzam karena terkejut. Azzam benar-benar telah merusak harinya. Dia pikir istrinya ini ibu rumah tangga biasa yang pekerjaannya hanya leha-leha di rumah saja hingga bisa kapanpun dia pajang di sini?

Azzam hanya bisa menaikkan kedua alisnya mencoba mengucapkan kalau dia juga tidak bisa apa-apa. Bisa curiga juga kan ayahnya nanti kalau sampai Niswa cepat-cepat pergi?

"Gak pa-pa kan sayang?" tanya Azzam sembari tersenyum mengejek ke arah Niswa. Azzam tahu Niswa tidak akan bisa menolak.

"Ehem gak pa-pa dong Mas," jawab Niswa dengan senyuman yang menyiratkan kekesalan.

Namun apa peduli Azzam? Ini juga keinginan Niswa untuk tidak membuat satu pun orang curiga dengan hubungan aneh mereka. Jadi, tentu saja mau tidak mau dia harus melakukan ini semua.

"Oh iya. Kenalin, ini Erik. Dia orang kepercayaan aku sayang," ucap Azzam hampir saja lupa memperkenalkan Erik.

"Senang bertemu kembali dengan Anda, Bu Niswa. Saya Erik," ucap Erik sambil tersenyum ramah.

Niswa pun hanya bisa tersenyum balik ke arah Erik. Dia tidak mengulurkan tangannya. Bukan karena menaati aturan kalau mereka bukan mahram, tetapi ini karena Azzam.

Ya, tadi Azzam menarik tangan Niswa saat akan bersalaman dengan salah satu pegawai laki-laki Azzam. Ash dasar Azzam, bagi Niswa dia begitu munafik. Tapi ya bagaimana lagi? Tidak mungkin Niswa membuat pertengkaran di hadapan semua orang juga kan?

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang