AN -٢٧- MENGAMBIL HAK

4K 450 36
                                    

📌
•------•
Tinggalkan aku jika aku membuatmu lalai dalam ibadahmu.
•------•
Nilai seorang lelaki itu bukan terletak pada ucapannya tapi pada caranya memuliakan wanitanya

-Ig : @Cintamurni.id-
•------•

Azzam merasa canggung ketika sampai di depan kamar Niswa. Biasanya dengan seenaknya saja dia masuk hingga harus menerima omelan dari istrinya itu. Tetapi hari ini, Azzam benar-benar merasa canggung. Hari ini berbeda. Dia masuk bukan hanya untuk menjaili Niswa seperti biasanya, tetapi untuk tidur di kamarnya.

Tapi apalah daya? Azzam harus masuk. Tidak mungkin kan kalau dia tidur di ruang tamu? Bisa langsung curiga nanti mertuanya.

Tidak ada siapapun ketika Azzam masuk ke kamar Niswa. Padahal mobil Niswa sudah terparkir rapi di garasi. Apa dia sedang mandi?

"Udah pulang?" tanya Niswa tiba-tiba saja muncul.

"Gak liat?" balas Azzam menunjuk dirinya sendiri yang masih memakai pakaian tadi pagi saat akan berangkat kerja.

Niswa hanya memutar bola matanya mendengar pertanyaannya dijawab pertanyaan juga oleh Azzam. Hari ini rasanya dia sangat lelah. Dan karena itu Niswa enggan berdebat dengan Azzam malam ini. Itu hanya akan buang-buang waktu saja.

"Wa," panggil Azzam.

Azzam baru saja keluar dari kamar mandi dan sudah dengan pakaian lengkap tentunya. Saat keluar dari kamar mandi, Azzam terlihat sedang mencari sesuatu namun tidak menemukannya.

Niswa juga sepertinya sudah tidur. Tak ada jawaban apapun darinya. Sebenarnya Azzam sedang mencari selimut untuknya tidur. Tentu saja dia tidak akan tidur satu ranjang dengan Niswa lagi kan? Bisa terjadi keributan lagi esok pagi kalau sampai itu terjadi.

Akhirnya Azzam beranjak dari tempatnya berdiri dan berjalan menuju sofa yang tidak cukup besar di dekat tempat tidur Niswa. Azzam lalu membaringkan tubuhnya di sana. Ya sudahlah. Malas juga mencari-cari selimut. Tubuhnya sudah sangat lelah hari ini.

Sebenarnya, sebagai seorang lelaki mudah saja bagi Azzam untuk melakukan hal itu. Mudah saja baginya untuk mengambil haknya dari Niswa. Apalagi Niswa sedang tertidur sekarang. Azzam juga diuntungkan saat ini karena mertuanya ada di sini. Pasti Niswa semakin tidak bisa melakukan apa-apa karena hal tersebut.

Tetapi tidak. Dia tidak akan melakukan itu. Baginya, memuliakan wanita adalah salah satu hal yang utama. Walaupun Niswa telah menjadi istrinya, tetapi dia tidak akan memaksakan hasratnya pada wanitanya itu.

Doa memang selalu terpanjat kepada Sang Maha Pemberi untuk menyatukan hatinya dengan Niswa. Namun jika sampai satu tahun nanti Niswa masih belum berubah perasaannya, maka Azzam akan menghancurkan hidup Niswa jika dia melakukan hal itu. Dan Azzam tidak mau itu terjadi.

Memandanginya lelap dalam tidur seperti ini saja sudah lebih dari cukup bagi Azzam. Mereka saling berhadapan namun bukan dalam satu ranjang. Ada jarak di antara mereka. Itu juga sudah cukup bagi Azzam untuk mengingatkan bahwa memang begitulah hubungannya dengan Niswa. Mereka memang sudah memiliki sebuah ikatan tapi ikatan itu masih tak cukup mampu untuk menyatukan mereka.

Terikat belum tentu bisa bersatu. Seperti halnya air dan minyak bisa dicampurkan dalam satu wadah yang rapat. Tapi nyatanya, wadah itu tak cukup mampu mengikat mereka. Begitulah juga hubungan Azzam dan Niswa. Mereka layaknya air dan minyak yang sangat sulit untuk bersatu.

-AZWA-

Tak terasa pagi telah tiba. Sejak menikah dengan Azzam, matanya itu jadi terbiasa untuk terbuka di waktu subuh. Ya, tentu saja itu semua berawal dari paksaan dari suaminya itu yang setiap hari membangunkannya untuk sholat subuh.

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang