AN -٣٨- PERPISAHAN

3.1K 481 84
                                    

📌
•-----•
Say 'Astaghfirrullah' for your past, 'Alhamdulillah' for your present and 'Hasbiyallah' for your future.

-Ig : @mhrni_official-
•-----•
•-----•
Berterimakasihlah kepadanya yang selalu memastikan kamu baik-baik saja dimanapun dan kapanpun karena orang yang setia akan selalu menjagamu dengan cara apapun

-Virgoun-
#AkuDanMesinWaktu
•-----•

"Aw ... aw ... aw ... Aaww" teriak Niswa.

Baru saja dia terjatuh saat akan masuk ke kamar mandi. Aaa menyebalkan sekali! Ya, Niswa terjatuh. Kakinya terasa sakit sekali. Berulangkali Niswa mencoba untuk bangkit, tapi dia tidak cukup mampu untuk itu. Huh, kemana semua orang? Kenapa tidak ada yang mendengar teriakannya?

Netranya lalu mengedar mencari sesuatu untuk bisa membantunya berdiri. Dan, dia menemukan ponsel yang beruntungnya berada tak jauh darinya.

Belum sampai Niswa selesai mencari nama untuk dia panggil di ponselnya, Azzam tiba-tiba sudah masuk ke dalam kamarnya. Benar. Niatnya memang Niswa mau menelpon Azzam untuk menolongnya, tetapi ternyata Azzam sudah datang tepat pada waktunya.

"Astaghfirrullah, Wa. Kamu kenapa?" tanya Azzam terkejut melihat Niswa sudah terkapar.

"Kamu gak liat aku jatuh?" balas Niswa.

Daripada berdebat seperti biasanya, Azzam lebih memilih untuk langsung membantu Niswa dengan menggendongnya ke ranjang. Dan, keanehan kembali terjadi pada diri Niswa.

Belakangan ini, terutama setelah kejadian kecelakaan itu, Niswa selalu merasa ada perasaan yang semakin aneh ia rasakan ketika bersentuhan dengan Azzam. Beberapa hari bertemu Azzam tanpa jeda hari dan jeda waktu membuat Niswa merasakan ini, apakah ini_

"Kamu kok bisa jatuh? Kok gak panggil aku tadi?" tanya Azzam bertubi-tubi.

"Udah. Udah teriak-teriak gak ada yang dateng," jawab Niswa ketus, seperti biasa.

"Lagian kamu, udah tau aku lagi gak bisa apa-apa gini, pake ditinggal-tinggal segala," ucap Niswa lagi dengan kesal.

"Ya terus, kamu maunya gimana? Aku harus gimana?" tanya Azzam dengan lembut.

Azzam bingung harus bagaimana. Jika dia tidur di sini, pasti Niswa juga tidak mau tidur dalam satu ruangan dengan Azzam. Dia ke kamarnya sendiri, juga salah. Lalu dia harus bagaimana?

Beberapa hari ini, Azzam memang jarang mengajaknya bertengkar atau berdebat. Azzam lebih sering mengatakan sesuatu dengan lembut seperti itu belakangan ini. Itu membuat Niswa seakan luluh dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata yang ketus lagi saat Azzam sudah melembut begitu.

Lalu sekarang, Azzam sudah sibuk memeriksa kaki Niswa. Sementara Niswa bingung harus menjawab apa pertanyaan Azzam tadi. Tidak mungkin kan dia meminta Azzam tidur di sini untuk menemaninya?

Tapi ... bagaimana lagi? Untuk sekarang memang Niswa membutuhkan Azzam untuk terus ada di sampingnya. Haruskah Niswa menangguhkan egonya sekarang?

"Hm? Gimana? Kamu maunya aku gimana?" tanya Azzam lagi karena Niswa tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Ya ... kamu kan ... bisa ... ti-tidur di sini," jawab Niswa sedikit ragu.

Niswa hanya bisa berharap, jangan sampai Azzam mengejeknya karena jawabannya itu.

"Ooh, kamu mau aku tidur di sini? Ngomong dong, kalo gak bisa tidur tanpa aku," jawab Azzam.

Nah kan, lihat saja. Ejekan mautnya itu sudah mulai keluar. Memang sifat jail itu tak bisa jauh-jauh dari Azzam. Apa saja bisa dijadikan bahan olehnya untuk mengejek Niswa.

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang