📌
•-----•
Letakkan ponselmu, jalankan ibadahmu. Kita tidak tahu akan mati dalam keadaan bagaimana :)
•-----•
•-----•
Hukum alam itu adil,
Siapapun yang menyakiti,
Suatu saat akan tersakiti.-Ig : @nekad.bahagia-
•-----•Terik matahari telah bersinar dan mulai memasuki celah-celah ruangan yang dimana ada seorang wanita masih lelap tertidur di sana. Dia Niswa, wanita yang semalam tertidur karena lelah menangis meratapi kehidupannya. Perlahan, wanita itu mulai membuka dan mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang ada di ruangan ini sekarang.
"Zam ...."
"Azzam ...."
Panggil Niswa beberapa kali. Kemana si pemilik kamar itu pergi? Apa dia benar-benar tidak pulang semalam? Rasanya Niswa tidur terlalu lama. Usahanya untuk menunggu Azzam semalam gagal, dia tetap tertidur. Ah iya, semalam Niswa bermimpi buruk dan mimpi itu terasa sangat nyata.
"Bi," panggil Niswa pada Bi Anik yang baru keluar dari kamarnya.
"Iya, Nyonya," jawabnya.
"Liat Mas Azzam gak?" tanya Niswa lagi.
"Emmm dari tadi pagi saya gak liat, Nyonya. Mobilnya juga gak ada di luar," jawab Bi Warsi.
Tidak pulang? Azzam tidak pulang? Bagaimana bisa Azzam tidak pulang ke rumah tanpa mengabarinya? Apa dia_
Ya Tuhan, apa semalam itu benar-benar kenyataan? Apa yang terjadi semalam itu bukan hanya mimpi? Dan sekarang, Azzam ....
Tidak. Ini pasti hanya sebuah mimpi. Buru-buru Niswa kembali masuk ke kamar Azzam dan sudah mengabaikan Bi Warsi yang masih setia berdiri di tempatnya.
"Handphone, handphone gue ...," ucap Niswa sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari ponselnya.
Detik kemudian, Niswa langsung mencari nama kontak Azzam dan segera melakukan panggilan. Niswa berharap kejadian semalam benar-benar hanya sebuah mimpi, dia berharap Azzam hanya ada urusan pekerjaan hingga membuatnya tidak pulang dan lupa mengabari istrinya ini. Ya, itulah yang akan dan pasti terjadi.
Nihil. Tidak ada jawaban. Ini semakin membuat Niswa ketakutan. Dia tidak ingin kejadian semalam menjadi kenyataan. Itu pasti hanya sebuah mimpi. Dia tidak mungkin berpisah dengan Azzam. Tidak mungkin.
Lebih baik Niswa ke hotel Azzam sekarang. Dia pasti ada di sana. Atau jika pun tidak, Niswa bisa menanyakan keberadaan Azzam pada sekretaris atau asisten pribadinya. Mereka pasti tahu ada dimana Azzam karena mereka adalah orang-orang yang paling mengetahui jadwal pekerjaan Azzam dibanding Azzam sendiri.
Namun baru akan melangkahkan kakinya keluar kamar ini, perhatian Niswa tercuri oleh secarik kertas yang di meja kecil di samping ranjang. Kertas apa itu? Niswa rasa, dia tidak melihatnya semalam saat masuk ke sini.
Entah kenapa langkah kaki Niswa menuntunnya ke sana. Perlahan, tangannya itu mulai meraih kertas itu. Dan ternyata ada tulisan tangan yang terlihat indah di sana. Kertas apa itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...