📌
•-------•
Jangan pernah meninggalkan sholat, jika kamu tahu rasanya ditinggalkan :)-Ig : @taufikarjuna_
•-------•
•-------•Aku merasa lengkap meski kita belum sempurna. Aku merasa senang meski hatimu belum juga ku genggam.
-Boy Chandra-
•-------•
Sekeras-kerasnya hati Niswa ternyata dia bisa tersentuh juga saat melihat Azzam mengucap salam perpisahan dengan orangtua dan juga adiknya. Sampai seperti itu kedekatannya dengan keluarganya. Bahkan dia bisa dengan sangat erat berpelukan dengan ayahnya. Padahal dulu, Niswa sendiri dengan mudahnya pergi dari rumah ayahnya dan pindah ke rumahnya sendiri. Jadi, perpisahan setelah menikah ini tak terasa baginya.
Bagi Niswa, ini sama saja. Menikah tak menikah, Niswa tetap akan tinggal berjauhan dengan ayahnya. Lalu kenapa Azzam tidak begitu? Kenapa dia bisa begitu dekat dengan keluarganya? Padahal dia adalah seorang lelaki, bukankah biasanya anak perempuanlah yang lebih dekat dengan ayahnya? Apa Azzam tidak malu? Apa dia tidak takut dibilang anak manja? Jika dia sedekat itu dengan ayah dan ibunya?
"Kamu janji jangan pernah cuekin aku ya Kak,"
Sekarang giliran Kinara yang memeluk kakaknya. Lagi-lagi Niswa merasa tersentuh sekaligus heran. Niswa juga memiliki saudara laki-laki, tapi dia tidak sedekat itu dengan adiknya. Bahkan sedari tadi suaranya tak terdengar. Dia hanya nampak namun tak mengeluarkan suara sedikitpun. Dan berpelukan? Mana ada? Bahkan duduk berdampingan saja hampir tidak pernah.
"Engga mungkin dong. Kamu kan cinta pertama aku Dek. Iya kan?" jawab Azzam setelah melerai pelukannya
Azzam mengucapakannya sambil menyeka air mata yang mengalir pada wajah cantik adik tercintanya itu. Ara pun menganggukkan kepalanya untuk menjawab ucapan Azzam barusan. Dia terlihat sangat menggemaskan saat dalam keadaan begini.
Semua orang yang mengenal Ara hanya sebagai seorang polisi mungkin tidak akan menyangka kalau Ara bisa menangis cengeng seperti ini. Wajahnya sangat imut saat menangis seperti ini. Azzam benar-benar paling berat meninggalkan adiknya itu. Walaupun semenjak sama-sama bekerja mereka jarang bertemu, namun tetap saja kedekatan dan perasaan sayang antara mereka tak sedikit pun berkurang.
"Niswa, sayang, kamu sekarang udah jadi istrinya Azzam. Mulai sekarang anggap Ibu ini, Ibu kamu sendiri ya? Sebagai seorang Ibu, Ibu cuma pesan sama kamu, jadi istri yang selalu mendampingi suami ya nak?" ucap Hafiza.
Sedari tadi Niswa hanya berdiam diri ditempatnya melihat Azzam berpamitan dengan keluarganya. Dan Hafiza merasa iba melihat gadis yang sudah lama tidak tersentuh oleh seorang ibu itu. Jadilah dia berinisiatif menghampiri menantunya itu. Entah kenapa, dalam waktu sekejap saja Hafiza sudah bisa menyayangi Niswa seperti putrinya sendiri.
"Iya Bu. Makasih ya Bu," jawab Niswa.
Hatinya terasa hangat mendengar kata demi kata keluar dari lisan ibunya Azzam itu. Terlihat sekali dia adalah orang yang sangat baik dan tulus. Namun, apakah Ibunya Azzam akan tetap bersikap baik seperti ini pada Niswa jika dia tahu yang sebenarnya? Tidak. Niswa yakin itu tidak mungkin. Pasti wanita yang kini menjadi ibu mertuanya itu akan sangat membencinya jika mengetahui semuanya.
-KARSA-
"Kamu tinggal di rumah besar ini sendirian?" tanya Azzam setelah mobil pengantin mereka mulai masuk ke halaman rumah Niswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...