📌
•-----•
Barangsiapa yang tidak mampu mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.-HR. Ahmad-
•-----•
•-----•
Dia yang menerimamu dua kali, sebenarnya dialah yang sempurna untukmu.-Jefri Nichol-
•-----•Dua minggu telah berlalu. Baginya menunggu waktu ini tiba sangatlah lama, dia merasa waktu tak berjalan sebagaimana mestinya. Rasanya, hari demi hari berlalu dengan sangat lambat. Namun dengan penantian yang dirasanya lama itu, akhirnya dia bisa sampai dan bertemu dengan hari ini.
Seorang wanita cantik kini tengah duduk dengan detak jantungnya yang tak karuan sejak tadi. Dia terlihat sangat cantik dengan balutan baju pengantin walaupun baju pengantin itu tidak pas melekat di tubuh idealnya.
Ya benar, siapa lagi kalau bukan Niswa? Akhirnya hari ini tiba. Akhirnya dia akan kembali menikah dengan Azzam dan kembali menyandang status sebagai Nyonya Prakasa. Dan baju pengantin yang longgar itu, bukanlah karena ada kesalahan dalam produksinya melainkan karena keinginan Azzam sendiri.
Dan Niswa? Dia hanya menuruti apapun yang diinginkan oleh Azzam. Tidak ada sedikitpun perlawanan atas pilihan-pilihan Azzam.
Dulu, saat pernikahan pertamanya, dia harap-harap cemas karena takut Azzam mengucap ijab kobul dengan lancar. Itu karena Niswa sangat berharap agar Azzam gagal mengucapkan kalimat itu agar mereka tidak jadi menikah.
Tapi sekarang berbeda, Niswa merasa sangat gugup. Dia takut kalau Azzam mengalami kendala saat mengucapkannya. Di dalam hati yang tak karuan rasanya itu, Niswa berdoa semoga tak terjadi kendala apapun.
"Kak ...," ucap seorang gadis menggenggam tangan dingin Niswa.
Niswa pun menengok kepada gadis yang sedang tersenyum itu. Sungguh, saat dia tersenyum wajahnya tak jauh berbeda dengan kakaknya. Senyuman mereka sama-sama meneduhkan walaupun jika dilihat wajah mereka sangat berbeda.
"Kak Niswa tenang ya, Kak. Kak Azzam pasti bisa kok," ucap Ara masih setia menggenggam tangan Niswa. Dia mencoba menenangkan kakak iparnya itu. Niswa pun juga menjawabnya dengan senyuman.
Benar, siapa lagi kalau bukan Ara? Saat ini dia sedang menemani Niswa di kamar tempat dimana Niswa harus menunggu sampai Azzam selesai mengucap janji setia itu. Tentu, tentu mereka sudah bertemu sebelum ini. Selama mengurus pernikahan, Niswa hampir tak pernah bertemu dengan Azzam karena Azzam mengurus persiapan pernikahan yang lain.
Sementara Niswa ditemani oleh Ara dan ibu mertuanya untuk fitting baju dan lain-lain. Azzam benar-benar keterlaluan, dia benar-benar tidak memberi sedikitpun waktu untuk Niswa bertemu setelah hari itu, hari dimana dia melamar.
"Bismillaahirrahmanirrahim."
Perhatian Niswa langsung teralihkan saat mendengar papanya mulai mengucap basmalah. Detak jantung Niswa berdetak dengan jauh lebih cepat sekarang, bahkan tangannya membalas erat genggaman tangan Ara.
"Adnan Azzam Prakasa bin Devin Prakasa, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri kandung saya, Niswa Azzahra Hendrawan binti Anjas Hendrawan dengan mas kawin berupa uang sebesar seratus dua puluh juta dan emas seberat dua belas gram dibayar tunai. "
Akhirnya Anjas benar-benar mengucapkan kalimat itu. Niswa ingat betul, saat papanya selesai mengucap kalimat ijab dulu, rasanya dia ingin segera keluar dari kamar ini dan menggagalkan pernikahan sebelum Azzam menjawab ijab yang diucapkan papanya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...