AN -٦١- TALAK

2.7K 489 171
                                    

📌
•-----•
Bergerak atau tidak, kita tetap berjalan menuju ajal setiap detiknya.

-Ig : @tintanfulanah_-
•-----•
•-----•
Lebih baik aku kehilanganmu daripada kamu yang harus kehilangan bahagiamu.

-Adnan Azzam Prakasa-
•-----•

"Aku mau berhenti."

Ucapan Azzam seakan menjadi petir ditengah badai, saat kalimat itu mulai masuk merambat ke dalam telinga Niswa. Berhenti? Apa maksudnya berhenti? Kenapa Azzam berkata begitu? Lelah dan sekarang berhenti?

"Maksud kamu apa sih, Zam?" tanya Niswa mulai melirihkan suaranya.

Dia takut saat menanyakan itu, dia takut kembali mendapat jawaban yang tidak ingin dia dengar dari Azzam. Namun ternyata rasa penasaran lebih besar dari rasa takutnya itu hingga pertanyaan itu tetap terlontar dari lisannya.

"Aku udah gak bisa jalani ini semua. Aku capek sama hubungan ini."

Jantung Niswa berdetak dengan sangat cepat setelah mendengar itu. Benar, Azzam benar-benar memberinya jawaban yang tidak Niswa inginkan. Firasat Niswa sedari tadi tidaklah salah. Yang dimaksud lelah oleh Azzam adalah lelah menjalani hubungan ini. Dia lelah dan dia ingin berhenti. Jadi apa itu maksudnya ...

"Aku capek pura-pura. Aku capek sama semua kesakitan aku karna keegoisan kamu," lanjut Azzam lagi dan masih dengan nada suara yang sama, dingin.

Ucapan Azzam itu membuat Niswa menautkan alisnya. Egois? Egois dia bilang? Jadi Niswa yang bersalah di sini? Azzam menyalahkannya?

"Egois?!"

"Egois kamu bilang?!" tanya Niswa terdengar marah saat menanyakan itu.

"Iya. Kamu egois." sahut Azzam kemudian.

"Kamu gak pernah peduliin perasaan orang yang ada di sekitar kamu, terutama aku," lanjutnya.

Mendengar jawaban Azzam, membuat Niswa yang tadinya takut dengan pertengkaran mereka kali ini berubah. Kini tangannya sudah mengepal dengan sangat kencang karena diselimuti oleh amarah.

Apa Azzam tidak berpikir kalau dia juga telah menyakiti Niswa? Dia sendiri yang meminta wanita yang tak mengenalnya dan sudah pasti tak mencintainya untuk menjadi istrinya. Lalu kenapa sekarang sang wanita yang disalahkan secara sepihak?

"Kamu sadar gak sih? Ini semua tuh terjadi karna kamu. Karna kamu! Terus sekarang kamu bilang aku yang egois?"

"Iya!" sahut Azzam lagi.

"Ini semua salah aku, semua emang salah aku!" lanjutnya.

Sekarang mereka berdua saling menyahut satu sama lain dengan diselimuti oleh emosi masing-masing. Niswa terlihat sangat marah karena merasa terpojokkan sekaligus sakit hati mendengar nada suara Azzam yang tinggi itu. Pasalnya, belum pernah selama mereka menikah, Azzam bicara dengan suara tinggi seperti itu padanya.

Kenapa? Kenapa semua orang menyalahkannya dalam hal ini? Dulu papanya dan sekarang Azzam. Niswa kira Azzam adalah satu-satunya orang yang membelanya dan sadar diri kalau dia adalah orang yang menyebabkan pernikahan ini terjadi sampai tercipta semua kebohongan dan kepura-puraan. Tapi ternyata?

"Ya emang kamu salah. Kamu sendiri yang minta aku ke Papa, kamu sendiri yang setujuin perjanjian itu. Terus kenapa sekarang kamu bilang aku yang egois?" sahut Niswa masih dengan rasa marah yang sama.

"Iya, emang aku yang salah, aku salah karna udah jatuhin hati aku ke orang yang hatinya gak pernah bisa jatuh ke aku," lanjutnya lagi.

Sakit. Tentu Azzam merasakan perih yang amat sangat dalam dihatinya. Mengingat semua usahanya memperjuangkan wanita pujaan hatinya itu hingga sejauh ini. Dalam keadaan marah, Niswa secara tak sengaja telah mengingatkannya tentang perjuangan itu. Dimana dirinya yang meminta restu dari wali nikah gadis yang ingin dia jadikan istri itu secara langsung hingga menahan semua perih dari luka yang dia rasakan karena menyetujui surat perjanjian dari Niswa saat itu.

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang