📌
•-----•
Jangan membaca Al-Qur'an pada waktu luang. Namun luangkanlah waktu untuk membacanya.-Ig : @mhrni_official-
•-----•
•-----•
Jika kamu mencintai seseorang, ungkapkan. Karena seringkali hati patah oleh kata-kata yang tak diucapkan.
•-----•Ngapain senyum-senyum kayak gitu?" tanya Niswa melihat Azzam sudah masuk ke ruangannya.
Entah apa yang Azzam bicarakan dengan Vino setelah dia pergi tadi sampai membuatnya senyum-senyum begitu. Apa dia tidak tahu kalau suasana hati Niswa jadi rusak karena kedatangan Vino barusan?
"Gakpapa, lagi bahagia aja," jawab Azzam.
"Terus kamu ngapain masih di sini? Udah sana kerja," balas Niswa.
Saat ini Niswa benar-benar tidak ingin menanggapi candaan Azzam. Bisa-bisa semua pekerjaannya hari ini berantakan kalau Azzam masih tetap berada di sini.
"Iya, ini juga mau pergi kok," jawab Azzam melirik nakal pada Niswa.
Jelas saja Niswa tahu kalau Azzam menatapnya dengan tatapan seperti itu. Sebenarnya ada apa dengan Azzam hari ini? Apa dia salah makan? Atau kelebihan tidur semalam?
"Ck! Ngapain sih liatin aku kayak gitu?! Pergi gak?" ucap Niswa mulai kesal.
Bukannya takut, Azzam malah tertawa terbahak-bahak mendengar kekesalan istrinya itu. Entah kenapa rasanya bahagia sekali mendengar Niswa mengucapkan kalimat yang dia katakan pada Vino tadi. Mungkin Azzam belum bisa menganggapnya ungkapan yang sebenarnya karena Niswa mengatakannya pada Vino, bukan padanya. Setidaknya, Azzam sudah berhasil mendengarnya.
"Iya-iya aku pergi. Tapi ...,"
"Apa lagi?"
"Aku boleh gak, denger lagi apa yang kamu omongin ke Vino tadi?" jawab Azzam.
Lihat! Azzam memang ada-ada saja. Dia sudah tahu kalau istrinya ini sedang kesal yang dimana pusat kekesalannya itu adalah Vino. Tapi dia malah menyuruh Niswa untuk mengingat-ingat lagi ucapannya pada Vino tadi. Bahkan mengucapkannya. Aneh!
"Yang mana sih?" tanya Niswa.
"Yang tadi, Wa," jawab Azzam.
"...."
"Ya yang tadi mana ...,"
Niswa makin kesal karena tak bisa menginat apa yang dimaksud Azzam. Sebenarnya apa yang ingin dia dengar? Kenapa harus bermain tebak-tebakan begini? Kenapa dia tidak langsung mengatakannya saja? Apa dia hanya ingin mengerjai Niswa seperti biasanya?
"Ck, yang tadi, masa kamu gak tau sih," balas Azzam lagi.
Azzam harap Niswa bisa menangkap maksudnya dan mengucapkan itu di hadapannya sekarang juga. Energi Azzam belum habis untuk menanti ucapan itu terlontar dari lisan Niswa untuknya, tetapi jika hari ini adalah waktunya, bukankah itu baik?
"Ck!"
"Gak tau ah! Sana-sana pergi sana ... kamu bikin mood aku tambah jelek tau gak?!"
Bukannya kecewa atas ucapan Niswa barusan, Azzam malah tersenyum geli sekarang. Mungkin memang suasana hati Niswa buruk sekarang karena kedatangan Vino barusan. Sudahlah, akan ada hari lain. Lebih baik Azzam segera pergi sebelum Niswa menghancurkan seisi kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...