AN -١٣- CARI KESEMPATAN

2.6K 340 25
                                    

📌
•------•
Buka Qur'an mu dulu yuk. Tutup dulu kisahku ya? Aku tak apa menjadi yang kesekian. Asalkan, Allah tetap kamu nomor satukan :)

-manisatunisa-
•------•
•------•
Bagi mereka kita sepasang kekasih, padahal sebenarnya kita hanya sepasang asing yang terpaksa bertahan.

-Ig : @h.ilang-
•------•

"Aku yang masak," sahut Azzam membuat Niswa semakin kesal.

Lagi dan lagi dan lagi dan ... lagi. Kenapa dia itu senang sekali membuat orang kesal. Niswa benar-benar tidak suka ada yang merubah apapun di rumahnya. Termasuk soal masak memasak ini juga. Dia tidak mau ada masakan di atas meja kecuali dia yang menghendaki. Dan Azzam telah dengan seenaknya merubah itu.

"Sini sayang, duduk. Sarapan bareng," ucap Azzam santai sambil meletakkan piring yang dia bawa dengan sangat santai.

Kemarahan Niswa tentu sudah sampai ubun-ubun rasanya. Ini sudah seperti bom yang siap meledak, apalagi mendengar ucapan Azzam barusan. Namun sayang, ada banyak orang di sana. Niswa tidak bisa melakukan itu kepada Azzam sekarang. Untuk kali ini dia harus mengalah.

"Loh gak sarapan dulu? Cobain aja dulu, enak loh," ucap Azzam saat melihat Niswa yang ingin beranjak.

"Gak. Aku buru-buru," jawab Niswa lalu pergi begitu saja.

Azzam pun membiarkannya saja sambil mengedikkan bahu lalu kembali menata hidangannya, bersikap biasa saja. Tak masalah jika Niswa tidak mau memakan masakannya sekarang, tidak ada pengaruhnya juga untuk Azzam. Justru istrinya itu yang merugi karena tidak mau mencicipi masakan dari tangan seorang juru masak restoran hotel ternama. Suatu saat nanti, Niswa pasti akan memakan hasil masakannya. Azzam yakin itu.

"Tuan, kayaknya Nyonya marah deh," ucap Eli merasa takut.

"Masa sih? Biarin aja lah Mbak, cewe marah, udah biasa kan?" jawab Azzam, lagi-lagi dengan santai.

"Mendingan Mbak tolong panggilin Pak Ahmad sama Pak Udin. Bi Warsi juga tolong panggil Bi Anik yah?" lanjut Azzam.

Bukannya langsung melaksanakan perintah dari majikannya itu, Bi Warsi dan Eli malah saling tatap menyiratkan tanda tanya. Untuk apa semua orang dipanggil? Apalagi sekarang kesalahan mereka? Karena biasanya, Nyonya mereka akan memanggil mereka secara bersamaan jika salah satu dari mereka melakukan kesalahan.

"Mbak, Bi?" ucap Azzam membuyarkan aksi saling tatap antara dua orang itu.

"Kok malah diem aja?" ucap Azzam lagi.

"I-iya Tuan," jawab kedua orang itu langsung berpencar.

Eli pun keluar rumah untuk memanggil Pak Ahmad dan juga Pak Udin. Pak Ahmad memang tidak selalu mengantar Niswa kemana-mana. Dia hanya akan bertugas ketika Niswa memerintahkan. Saat Niswa akan pergi ke luar kota atau urusan lain yang memang tidak memungkinkan untuknya menyetir sendiri.

"Pak Udin, dipanggil sama Tuan. Disuruh masuk. Sama Pak Ahmad juga," ucap Eli saat sudah sampai di depan gerbang.

Ya, mobil Niswa juga masih ada di sana. Masih di ambang gerbang. Niswa yang mendengar ucapan Eli barusan itu pun mengurungkan niatnya untuk segera melajukan mobilnya. Untuk apa Azzam memanggil semua orang? Apalagi yang ingin laki-laki itu lakukan di rumahnya?

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang