AN -٢٢- MOGOK

2.7K 380 26
                                    

📌
•------•
Sabarku, semoga engkau pahami.
Peduliku, semoga engkau sadari.

-Ig : @arisfrndly-
•------•

Bagi seorang wanita, akan lebih baik untuknya berada di dalam rumah. Tak diwajibkan baginya untuk keluar rumah demi mencari nafkah. Tetapi tak dilarang juga baginya untuk bekerja selama mahramnya mengizinkan.

Namun di zaman sekarang ini banyak dari wanita yang lupa akan hal itu. Banyak wanita berpendapat bahwa bukan zamannya lagi wanita berdiam diri saja di rumah dan mengabaikan larangan dari mahramnya.

Tak terkecuali bagi Niswa. Dia adalah salah satu wanita yang berpikir demikian. Sejak dulu dia sudah memiliki cita-cita untuk hidup mandiri dan menjadi wanita karir. Dia juga sudah menetapkan keinginan bahwa dia tidak akan berhenti bekerja walaupun sudah bersuami. Dia tidak mau hidup bergantung pada suami.

Itulah sebabnya dia tidak ingin dijodohkan karena bukan tidak mungkin kalau lelaki yang dijodohkan dengannya juga akan melarangnya bekerja setelah menikah.

Tapi bagaimana lagi? Takdir berkata lain. Nyatanya, Niswa tetap menikah dengan cara perjodohan. Itu adalah alasan dibalik mengapa Niswa menuliskan poin dalam surat perjanjiannya bersama Azzam yang berbunyi "Tidak membatasi apapun yang ingin dilakukan oleh Niswa Azzahra Hendrawan."

Dengan begitu, seandainya Azzam memiliki niat untuk melarang Niswa bekerja, saat itu juga pernikahannya mereka akan batal. Namun sayangnya Azzam tidak memiliki niat tersebut. Dan dengan mudahnya dia menandatangani surat tersebut waktu itu. Payah!

"Loh-loh kenapa nih? Kok gini? Loh-loh ... Eh-eh ..., " ucap Niswa.

Tiba-tiba saja mobilnya berjalan dengan tidak baik. Dan benar saja, mobil yang dikendarai Niswa itu kini berhenti. Ada apa ini?

"Aduh, kenapa sih nih mobil? Pake mogok segala," ucap Niswa kemudian turun dari mobilnya.

Niswa lalu mengecek ban mobilnya, siapa tahu ada yang kempes atau bocor. Tetapi ternyata tidak. Ban mobilnya masih baik-baik saja. Lalu ada apa? Apa Niswa harus mengecek mesinnya? Tapi apa guna? Sekalipun membukanya, Niswa tetap tidak akan mengerti apa kesalahan yang terjadi apalagi untuk memperbaikinya. Jadi sia-sia saja.

"Tapi gimana ya? Kan ini udah malem. Mana ada kendaraan lewat jam segini? Mana sepi banget lagi," ucap Niswa pada dirinya sendiri.

Ini memang sudah malam karena Niswa harus lembur hari ini untuk menyelesaikan pekerjaannya untuk meeting esok hari. Dan jalan yang Niswa lewati ini memang terhitung jalan sepi. Merinding sendiri Niswa membayangkan kalau tiba-tiba ada orang jahat muncul. Dia lalu mencoba menghubungi Vino untuk meminta Vino menjemputnya, di sini.

Tapi nihil. Tak ada jawaban. Telponnya menyambung tapi tidak ada tanda-tanda Vino menjawabnya. Hah, bagaimana ini? Niswa jadi merasa makin takut. Benar-benar tak ada satu pun orang yang lewat untuk dimintai tolong.

"Gimana nih? Iiih Vino kemana lagi?! Kenapa gak dijawab-jawab sih?!" ucap Niswa kesal sendiri.

Dia sudah semakin ketakutan tetapi Vino tak kunjung menjawabnya. Niswa kemudian masuk lagi ke mobil mencoba peruntungan siapa tahu mobilnya mau menyala lagi.

Harapan pupus. Mobilnya benar-benar tidak mau menyala. Dan hanya ada ketakutan yang semakin mencekam Niswa sekarang.

Azzam

"Azzam," ucap Niswa membaca nama yang tertera di ponselnya.

Azzam menelponnya. Haruskah Niswa menjawab panggilan dari Azzam dan meminta bantuannya? Tapi bisa besar kepala nanti Azzam kalau Niswa melakukan itu.

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang