📌
•------•
Kalau sholat saja tidak kamu jaga, lantas bagaimana caranya hatimu terjaga?
•------•
•------•
Kedewasaan adalah ketika kamu sangat mencintai seseorang, tetapi kamu tidak menekan dia untuk membalas cintamu-DanielBraga-
•------•"Kamu ngapain masih ngikutin aku? Udah nyampe rumah ini, gak usah ngikutin aku lagi," ucap Niswa karena Azzam masih saja mengikutinya.
Mereka baru saja sampai di rumah. Seharian kesana-kemari ternyata lelah juga. Dan entah kenapa Azzam masih saja mengikutinya sampai ke kamarnya sekarang.
Bukannya menjawab, Azzam malah berjalan untuk lebih mendekati Niswa. Tentu saja itu membuat Niswa jadi bertambah bingung.
Dan kebingungan itu terjawab ketika Azzam tiba-tiba menarik Niswa ke dalam dekapannya. Ya, kalau sudah begini Niswa tahu apa maksud Azzam. Surat perjanjian.
Selama sebulan belakangan ini, Azzam memang belum pernah sekalipun melewatkan hari tanpa memeluk Niswa. Entah itu di pagi hari, atau malam hari. Bahkan dia pernah ke kantor Niswa saat Niswa lembur hanya untuk memenuhi isi surat perjanjian itu.
Selalu tepat enam puluh detik. Azzam tak pernah melakukan lebih dari enam puluh detik. Bahkan dia juga tidak pernah mencuri kesempatan untuk menyentuh Niswa di luar enam puluh detik itu.
Sebenarnya, setelah satu bulan berlalu dan Niswa selalu mendapat perlakuan ini dari Azzam, bohong jika tak ada perasaan lain yang Niswa rasakan. Ya, lambat laun Niswa merasa seperti ada perasaan aneh pada dirinya setiap Azzam melakukan ini. Dia mulai merasa nyaman setiap berada di dalam pelukan Azzam.
Tangan Niswa yang bebas karena tak pernah membalas pelukan dari Azzam itu mulai tergerak. Entah ada apa dengannya, tetapi kali ini tangannya itu ingin sekali rasanya membalas pelukan Azzam.
Bukan lagi rasa kesal dan risih, sekarang ini Niswa lebih merasa nyaman dan aman ketika Azzam memeluknya. Entah, entah kenapa bisa begitu Niswa juga tidak mengerti.
Ting
Niswa langsung menurunkan tangannya yang belum sampai menyentuh punggung Azzam saat timer yang selalu diatur oleh Azzam itu berbunyi. Dulu, enam puluh detik terasa begitu lama bagi Niswa saat Azzam memeluknya. Tapi sekarang, enam puluh detik bukan apa-apa rasanya.
Ah sudahlah! Sebenarnya apa yang sedang ada dalam otak Niswa hari ini? Akan berpikir apa nanti Azzam kalau sampai Niswa membalas pelukannya? Bisa besar kepala nanti dia.
"Kamu istirahat ya? Capek kan pasti seharian gak istirahat?" ucap Azzam setelah melepas pelukannya.
"Good night," ucap Azzam lagi sambil tersenyum.
Dia lalu segera keluar dari kamar Niswa setelah mengucapkan itu.
Sementara Niswa langsung menjatuhkan dirinya di atas ranjang besar miliknya. Tersenyum ketika kembali teringat saat keinginannya selama ini yang tak pernah jadi kenyataan, akhirnya bisa tercapai. Dan itu semua karena Azzam. Lagi-lagi karena dia.
Kenapa dia begitu baik? Atau dia cuma pura-pura baik? Tapi jika benar Azzam hanya pura-pura baik, mana mungkin dia bisa bertahan selama ini? Dan mana mungkin Niswa bisa merasakan ketulusannya hanya lewat pelukan saja? Bagaimana mungkin?
"Kenapa gue jadi nyaman gini ya tiap Azzam peluk gue sekarang?" ucap Niswa dalam batin sambil memandangi gelang yang dia beli berpasangan dengan Azzam tadi.
"Ash! Gila-gila! Lo udah gila Nis! Gila!" ucap Niswa lagi tiba-tiba bangun dari tempat tidurnya sambil menepuk-nepuk jidatnya sendiri dengan cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...