📌
•------•
Tetaplah beribadah, meski kamu belum baik.-Ig : @sepatahrindu-
•------•
•------•
Tau gak gimana aku memperjuangkanmu?
Dengan memperbanyak tertawa untuk menutupi rasa kecewaku :)Ig : @kado_tulus
•------•Hari ini Azzam akan memulai aktifitasnya seperti biasa lagi. Cutinya sudah berakhir, dan berakhir juga rasa kebosanan yang sudah melanda selama satu minggu belakangan ini.
"Assalamualaikum. Kenapa, Yah?" ucap Azzam menerima telepon dari ayahnya. Entah kenapa ayahnya itu menelpon pagi-pagi begini.
"Wa'alaikumsalam. Kamu tuh gimana sih, Zam? Kok bisa-bisanya kamu belum kenalin Niswa ke pegawai-pegawai hotel kamu?" jawab Dev.
Dev memang tak jarang mengunjungi hotel milik putranya itu. Sekalipun tidak untuk bertemu dengan putranya karena putranya itu lebih sering sibuk di dapur daripada di ruangannya sendiri.
Tak hanya Azzam, Ara juga sering mendapat kunjungan dari ayahnya itu. Walaupun Dev juga tahu kalau Ara bukan polisi yang tugasnya hanya duduk-duduk saja di kantor kepolisian. Dev tahu benar kalau tugas putrinya itu terjun langsung ke lapangan. Tetapi itu tidak membuat Dev berhenti mengunjungi putrinya.
Dan ketika tiba giliran tempat Azzam bekerja yang ia kunjungi, betapa terkejutnya Dev saat tahu kalau Azzam belum mengenalkan istrinya kepada semua pegawainya. Memang, Azzam sedang cuti dan hari ini baru usai cuti itu. Namun perencanaan untuk memperkenalkan Niswa pun tidak dijadwalkan untuk hari ini juga.
"Kenalin Niswa ke semua pegawai? Buat apa, Yah? Kan sebagian dari mereka juga dateng kemarin ke nikahan aku, jadi ya pasti mereka udah tau dong?" jawab Azzam santai saja.
Seperti dugaan Dev, Azzam memang sengaja tidak mempersiapkan semuanya karena memang tidak ada niat darinya untuk memperkenalkan Niswa kepada semua pegawai. Dev tahu putranya itu tidak suka dengan keformalan. Dia selalu santai dalam hal apapun dan dimanapun. Tetapi, kalau soal pasangan kan beda cerita.
"Yaiya mereka tau. Tapi kan Niswa itu istri kamu. Kamu pimpinan di sini, pemilik hotel ini nak. Kenalin pasangan kamu ke semua pegawai kamu itu penting. Pokoknya Ayah gak mau tau, hari ini kamu harus kenalin Niswa ke semuanya. Ayah udah suruh Erik siapin semuanya," ucap Dev.
Seketika Azzam melotot mendengar ucapan ayahnya barusan. Apa-apaan ini? Azzam rasa itu tidak penting. Dan tidak mungkin juga Niswa mau. Namun, ingin mengelak pun juga sudah tidak bisa karena semua sudah dipersiapkan. Ah, ayahnya itu bikin pening kepala saja.
"Yah, kok Ayah gitu sih? Mendadak dong Yah. Niswa kan sibuk," ucap Azzam masih berupaya.
"Kalo kamu gak bisa ngomong sama Niswa, biar Ayah aja," jawab Dev.
"E-eh.. Iya-iya, nanti aku ajak Niswa. Ayah gak usah yang aneh-aneh deh," cegah Azzam.
Bisa kacau semua kalau ayahnya benar-benar melakukan hal itu. Niswa pasti akan marah-marah kalau sampai ayahnya itu tiba-tiba menelponnya. Azzam harus mencari cara agar Niswa mau ikut dengannya tanpa penolakan dan tanpa memunculkan kegalakannya juga.
-KARSA-
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Niswa.
Tiba-tiba saja laki-laki menyebalkan itu ada di kantornya, dengan diantar oleh sekretarisnya pula. Huft, jika bukan karena di kantor, Niswa sudah habis memarahi lelaki yang sudah menjadi suaminya itu. Tapi itu tidak mungkin Niswa lakukan di sini. Apa yang akan dipikirkan oleh semua karyawannya nanti kalau dia memarahi suaminya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
Ficción General-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...