AN -١۰- JANJI SUCI

3.6K 381 33
                                    

📌
•---------•
"... Jadi kalau antum gak baca Al-Qur'an, kalau antum gak seneng dengan Al-Qur'an, males sama Qur'an, antum jangan seneng. Bukan antum yang males baca Qur'an, Qur'an yang males antum pegang. Paham gak? Qur'an yang males antum baca ...."

-Ustadz Felix-
•---------•

Hari ini akhirnya tiba juga. Tentu perasaan sudah berkecamuk di dalam dada seseorang yang akan menjadi seorang mempelai hari ini. Tentu saja Azzam. Dia akan menjadi raja sehari untuk hari ini. Betul, inilah hari dimana dia akan mengikat janji suci dengan seorang wanita yang sudah dia mantapkan untuk menjadi pendamping hidupnya.

Sampai hari dimana Niswa mencoba menggagalkan pernikahan ini, Azzam kembali ragu untuk melanjutkannya. Dia kembali menghadap ke calon mertuanya untuk membicarakan tentang ini. Kegigihan Niswa untuk membatalkan pernikahan ini tentu juga menunjukkan betapa dia tidak menginginkan untuk menjadi pasangan Azzam.

Azzam mulai ragu, apa dia benar-benar bisa menjalani pernikahan semacam ini? Apa ini yang disebut cinta? Bukankah ini pemaksaan namanya? Bukankah ini egois? Azzam sangat-sangat merasa bersalah. Azzam bingung, tetapi dia tidak bisa meminta pendapat kepada siapapun karena dia juga tidak bisa menceritakan ini kepada siapapun. Azzam tidak ingin keluarganya terluka.

Namun Anjas kembali meyakinkan Azzam bahwa dia harus melanjutkan pernikahan ini. Anjas berkata kepada calon menantunya itu bahwa dia pasti bisa. Bukan hanya Azzam, Anjas pun merasa bersalah. Tapi bukan kepada Niswa, melainkan kepada Azzam.

Anjas merasa, dia juga terkesan telah memaksa Azzam untuk merubah sifat dan sikap buruk putrinya yang sebenarnya karena kesalahannya ketika mendidik. Azzam jadi memikul beban berat ini karenanya. Namun tak bisa Anjas pungkiri, sebagai seorang ayah dia tentu menginginkan kebaikan untuk putrinya.

"Kak...," panggil Ara yang tiba-tiba masuk ke kamar Azzam.

Azzam pun menengok atas panggilan adiknya itu. Ara tahu kalau kakaknya itu pasti tengah gugup sekarang. Ya, siapa yang tidak gugup di hari pernikahannya? Jangankan Azzam, Ara yang hanya adiknya Azzam saja juga ikut gugup sejak pagi. Bagaimana Azzam yang akan menjalaninya.

"Ayok jangan ngaca terus kakakku sayang, udah ganteng kok kamu gak diapa-apain juga," ucap Ara menghampiri kakaknya yang masih setia berdiri di depan kaca.

Ara berusaha menghibur kakaknya itu agar tidak terlalu gugup. Dia tahu kegugupan kakaknya itu tak akan hilang begitu saja dengan candaannya, tetapi setidaknya Ara bisa meringankannya bukan?

Azzam pun hanya tersenyum tipis mendengar ucapan sang adik. Dia pun menerima uluran tangan Ara dan berjalan keluar kamar bersama. Ara tentu bisa merasakan dinginnya tangan Azzam. Astaga, Ara rasa baru kali ini dia melihat kakaknya segugup ini.

-AZWA-

Niswa tengah duduk dengan sangat tidak tenang saat membayangkan sebentar lagi dia akan menyandang status sebagai Nyonya Adnan Azzam Prakasa. Tinggal sedikit lagi, dalam hitungan jam dia akan menyandang status yang sebenarnya tidak dia inginkan.

Bahkan Vino tak menghubunginya hingga hari pernikahan ini tiba. Baiklah, mungkin Vino memang sudah tidak ingin memperjuangkannya. Dan ini semua karena Azzam, karena perjodohan ini. Jika saja Azzam mau menolak perjodohan ini, pasti semua ini tidak akan terjadi. Pasti hubungannya dengan Vino masih baik-baik saja hingga saat ini.

Niswa tidak pernah membayangkan kalau dia akan menikah dengan cara dan perasaan seperti ini. Cara perjodohan dan perasaan kesal. Rasanya ingin menangis pun tak bisa, namun ingin marah bagaimana caranya Niswa juga tidak tahu. Dia hanya bisa menatap wajah cantiknya sendiri lewat pantulan kaca yang ada di depannya saat ini.

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang