AN -٤٥- LUAR KOTA

2.9K 478 89
                                    

📌
•-----•
Jika aku membuatmu lalai, jangan dekati aku. Tinggalkan aku, dan tunaikan ibadahmu lebih dulu.
•-----•
•-----•
Aku kehilangan akal sehatku saat mencoba memahami isi hatiku.

-Ig : @rodwrites-
•-----•

Ini sungguh di luar nalar. Tapi Niswa benar-benar tidak bisa melawan otak kotornya itu. Bahkan sekarang sudah semakin dekat.

Dan...

Tidak-tidak. Niswa sudah gila. Dia benar-benar sudah gila. Buru-buru Niswa menjauhkan bibirnya dari Azzam. Harus menjawab apa nanti dia kalau Azzam sampai terbangun karena perbuatannya?

Sudahlah. Mulai sekarang Niswa harus benar-benar belajar keras untuk mengontrol dirinya sendiri saat ada di sekitar Azzam. Bahaya melanda jika kejadian seperti ini terjadi lagi.

Kini Niswa harus puas hanya dengan melihat wajah Azzam saja. Bahkan tak ada pergerakan sedikitpun darinya sejak tadi. Memang Azzam begitu. Dia bukanlah orang yang banyak bergerak saat tidur. Apalagi saat kelelahan, bisa-bisa Azzam tidak berpindah posisi semalaman.

Hm, tanpa sengaja Niswa memperhatikan hal-hal kecil itu selama tinggal satu kamar dengan Azzam.

Merasa sudah puas mendapat obat tidurnya, Niswa berniat ingin beranjak dari tempatnya. Tetapi matanya benar-benar sangat berat menahan untuk tidak memejam. Ditambah lagi rasa nyaman yang dia dapat tidur di atas lengan Azzam sekarang. Dan akhirnya dia ikut tertidur di samping Azzam.

Sepertinya Niswa tidak berpikir panjang, bagaimana kalau keesokan harinya Azzam bangun terlebih dahulu? Karena memang selalu begitu kejadiannya. Lebih berat bagi Niswa menahan kantuknya sekarang daripada memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu.

•••••

Seperti biasa Azzam bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Biasanya dia akan sholat malam terlebih dahulu dan jika adzan masih belum berkumandang, dia akan membaca Al-Quran atau mengulang hafalannya. Itulah kebiasaan yang ditanamkan padanya sejak kecil.

Namun saat matanya belum sepenuhnya terbuka, Azzam merasa ada sesuatu di atas lengannya hingga dia merasa berat saat akan menariknya. Langsung saja Azzam membuka matanya untuk melihat apa yang membuat tangannya terasa berat itu.

"Niswa?" lirih Azzam dengan suara serak bangun tidurnya.

Saat itu juga matanya yang belum sempurna terbuka tadi, mengerjap-ngerjap untuk memastikan apa yang membuat lengannya terasa berat itu benar Niswa atau bukan. Bahkan jarak antara mereka begitu dekat sekarang hingga Azzam bisa merasakan deru napas istrinya itu.

"Kok Niswa bisa ada di sini ya?" lirih Azzam lagi.

"Apa gue yang salah kamar?" tanya Azzam pada dirinya sendiri.

Azzam langsung mengedarkan penglihatannya ke seluruh kamar untuk memeriksa apakah ini kamarnya atau bukan. Dan ternyata, ini memang kamarnya sendiri. Netranya kembali melihat ke arah Niswa lagi.

"Terus, Niswa ngapain di sini?"  kali ini hanya dalam batin.

Belum sempat memikirkan hal lain, Azzam melihat ada pergerakan dari Niswa. Sepertinya Niswa akan segera bangun. Azzam langsung kembali ke posisi semulanya dan berpura-pura tidur lagi. Azzam sengaja melakukan itu agar Niswa tidak merasa canggung dan malu saat dia tahu kalau Azzam yang terlebih dahulu bangun. Ya, Azzam tidak sejail itu pada istrinya.

Benar saja, Niswa yang sedang mengumpulkan kesadarannya dan mulai membuka matanya langsung melebarkan matanya saat melihat wajah siapa yang ada tepat di depan wajahnya itu. Sontak saja dia langsung bangun dari pembaringannya saat kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya.

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang