📌
•-----•
Kita terlalu banyak meminta nikmat yang lain, padahal nikmat yang ada saja belum kita syukuri.-Ust. Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullahuta'ala-
•-----•
•-----•
Yang jauh hanya pijakan bukan perasaan.
Yang berjarak hanyalah raga bukan rasa.-Ig : @suka.sepi-
•-----•Tok ... Tok ... Tok ...
Si pemilik rumah langsung menuju ke arah pintu rumahnya saat mendengar ada yang mengetuk pintu. Dia cukup terkejut saat melihat siapa yang datang ke rumahnya sekarang ini. Seorang wanita cantik dengan wajah sedihnya tengah berdiri tegak di hadapannya sekarang.
"Niswa?" ucapnya.
"Bu, " jawab Niswa dengan suara bergetar menahan tangis.
Benar. Sekarang Niswa sedang ada di rumah orangtua Azzam. Dia harus bicara pada Azzam. Dia harus bisa meyakinkan Azzam kalau perceraian ini salah.
"Bu, Ibu maafin aku, maafin aku, Bu."
Niswa tiba-tiba bersimpuh di hadapan Hafiza. Dan tentu saja Hafiza melarang itu dengan langsung membantu Niswa berdiri.
"Bangun, Nak. Jangan kayak gini, Sayang. Bangun," ucap Hafiza.
Hafiza lalu memeluk Niswa dengan sangat erat. Dia sangat mengerti bagaimana perasaan Niswa sekarang ini. Saat Hafiza ada di posisi yang hampir berpisah dengan Dev saat itu, dia sudah sangat merasa sakit. Lalu bagaimana dengan perasaan Niswa sekarang yang sudah benar-benar berpisah dari suaminya?
Sementara Niswa, dia tidak menyangka kalau ibu mertua ... man-mantan ibu mertuanya akan sebaik ini. Niswa yakin, beliau sudah mengetahui semuanya, semua yang sudah Niswa lakukan pada putranya. Tetapi apa? Beliau bahkan masih memeluknya dengan erat seperti ini. Beliau masih memanggilnya dengan panggilan sayang. Tidak ada sedikitpun kemarahan padanya.
"Bu, boleh aku ketemu sama Azzam? Sebentar aja, Bu. Aku janji cuma sebentar," pinta Niswa masih dengan wajahnya yang penuh air mata.
"Azzam_"
"Mau apa lagi kamu ke sini?" sahut Dev yang tiba-tiba muncul dari balik punggung Hafiza.
Jika Hafiza yang lembut hatinya tidak memiliki kemarahan pada Niswa, lain halnya dengan Dev. Dia tentu masih menyimpan kemarahan pada perempuan yang telah membuat hidup putra kesayangannya berantakan. Terlepas dari apapun alasan dan penjelasan yang sudah Azzam jelaskan sebelumnya, kemarahannya tetap ada.
"Yah, aku minta maaf. Aku bener-bener minta maaf. Aku tau aku yang salah, itu kenapa aku ke sini. Tolong izinin aku ketemu sama Azzam sebentar aja, aku mohon," pinta Niswa beralih pada Dev.
Hafiza benar-benar iba melihat keadaan Niswa sekarang. Hafiza sangat-sangat mengerti bagaimana perasaan Niswa saat ini. Lagipula, dalam hal ini bukan hanya Niswa, tetapi putranya juga bersalah. Jadi kenapa hanya Niswa yang disalahkan dan selalu disudutkan?
"Gak. Azzam gak perlu ketemu sama kamu. Lebih baik kamu pulang," jawab Dev dengan suara dinginnya.
"Tapi aku perlu, Yah," sahut Niswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...