AN -٤۰- DEBAT

2.8K 457 105
                                    

📌
•-----•
Come back to Allah, everything will be fine, in syaa Allah.

-Ig : @yulhian_-
•-----•
•-----•
Pada dasarnya perempuan tidak akan mengatakan apa yang dia rasakan. Tetapi dia akan menunjukkan perasaannya dengan sikap, jadi cobalah untuk peka.

-Ig : @ingin_bahagia_-
•-----•

"Jihan?" ucap Azzam.

Tentu Azzam masih ingat betul wajah wanita yang saat ini ada di hadapannya sekarang. Dia lalu berdiri untuk menyamai posisi wanita yang namanya Jihan itu.

"Hai, Mas," ucap Jihan sambil tersenyum pada Azzam.

Sementara Erik yang ada di antara kedua orang itu jadi bingung. Kenapa mereka sudah saling mengenal? Bagaimana bisa? Padahal Erik yang menangani proyek ini dari awal tanpa ada campur tangan dari atasannya itu kecuali tanda tangan berkas penting yang berkaitan dengan kerjasama ini. Apa mereka memiliki hubungan sebelum ini? Entah, Erik juga tidak mengerti.

"Kamu apa kabar?" tanya Azzam dengan nada ramah.

"Baik Mas, alhamdulillah."

"Alhamdulillah. Silahkan duduk," balas Azzam mempersilahkan wanita itu untuk duduk.

Mereka pun mulai membahas kerjasama yang akan mereka jalani. Sedikit banyak, Erik lah yang menjelaskan tentang kerjasama ini karena Azzam tentu tidak banyak tahu. Karena itu, Azzam memperhatikan dengan seksama apa yang dijelaskan oleh Erik.

Namun berbeda dengan Jihan. Dia terus saja mencuri pandang untuk melihat Azzam. Bukan Azzam, tetapi Erik yang menyadarinya.

Sebenarnya siapa Jihan hingga dia melihat Azzam dengan cara seperti itu. Erik mempunyai firasat kurang baik dengan keikutsertaan atasannya itu untuk menangani proyek kali ini. Cara Jihan melihat Azzam itu berbeda, bukan seperti pada rekan kerja.

"Jadi begitu, Pak," ucap Erik setelah menjelaskan semuanya.

"Oh oke-oke, jadi dua minggu ke depan, saya gak bisa sering-sering ke dapur kan intinya?" ucap Azzam.

"Betul, Pak," jawab Erik

Hm, bosnya itu ada-ada saja. Dari begitu banyak yang dia jelaskan sampai mulutnya berbusa, hanya kesimpulan masuk ke dapur saja yang Azzam pikirkan. Ya, atasannya itu memang sangat mencintai profesinya yang satu itu. Dan Erik juga sudah tahu akan hal itu.

Itulah sebabnya Erik juga sudah mencoba meyakinkan Jihan untuk tidak perlu mengikutsertakan Azzam. Karena memang seperti itu biasanya. Azzam hanya akan menemui klien beberapa kali, bukan ikut campur tangan secara keseluruhan. Namun sayang, Jihan menolak. Dia keukeuh untuk mengikutsertakan Azzam.

"Mas Azzam masih suka masak?" sahut Jihan.

Azzam dan Erik sama-sama menengok untuk melihat si pembuat pertanyaan. Bahkan Jihan juga tahu kalau Azzam memiliki hobi memasak? Erik jadi semakin bingung. Pasti Azzam memiliki suatu hubungan dengan Jihan.

"Iya, masih. Kamu masih inget juga ya?" jawab Azzam.

Lihatlah. Jihan menganggukkan kepalanya dengan wajah memerah. Kenapa? Ada apa dengannya?

-AZWA-

Niswa sedang ada dalam perjalanan menuju hotel Azzam. Bosan sekali rasanya di rumah. Beberapa kali Niswa memang datang ke hotel Azzam sejak kondisinya mulai membaik. Dia hanya berkeliling atau duduk di restoran melihat orang-orang lalu lalang. Begitu saja sudah cukup menghibur bagi Niswa daripada terus berada di rumah.

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang