AN -٥٩- BERUBAH

2.9K 472 67
                                    

📌
•-----•
Bread is roti.
Fly is lalat.
Before you mati.
Better you sholat.

-Ig : @yulhian_-
•-----•
•-----•
Ada yang sengaja mengalah karena sadar sepenuhnya bahwa terus bersama tidak juga membuat seseorang yang dicintainya merasa bahagia.

-Ig : @nggakpeka-
•-----•

"Azzam!"

Sontak saja panggilan dari seseorang yang baru masuk itu mengagetkan Azzam yang tengah berusaha mengambil makanan untuknya sarapan hari ini.

"Kamu mau ngapain sih?" tanya orang itu terdengar khawatir.

Orang itu lalu beralih mengambilkan makanan Azzam yang ada di atas meja kecil samping ranjang Azzam.

"Mau makan, Wa. Laper," jawab Azzam santai.

Iya, itu Niswa. Dia tadi hanya keluar sebentar untuk berkonsultasi dengan dokter dan menanyakan perkembangan kondisi Azzam, tetapi yang sedang dikhawatirkan keadaannya malah bergerak seenaknya saja. Apa dia tidak mendengar setiap dokter mengatakan kalau dia tidak boleh banyak bergerak karena lukanya belum kering?

"Kan kamu bisa nungguin aku, orang cuma ditinggal sebentar juga. Kenapa sih gak pernah denger kalo dikasih tau, kan dokter udah bilang jangan banyak gerak," omel Niswa yang justru menerbitkan senyuman di wajah Azzam.

Dua hari berada di rumah sakit, Azzam merasa bahagia mendapat perlakuan seperti ini dari Niswa. Dia benar-benar sudah bisa merasakan bagaimana rasanya dikhawatirkan oleh seseorang yang dia cintai.

"Apa liat-liat kayak gitu? Mau ngebantah? Iya?" tanya Niswa setelah mendudukkan dirinya lalu hanya dijawab senyuman manis saja oleh Azzam.

"Cie khawatir," ejek Azzam kemudian.

"Ck! Apaan sih!" balas Niswa kesal.

Memang sudah mendarah daging sepertinya sifat Azzam yang satu itu. Bukankah harusnya sekarang dia merasa terharu karena bahagia akhirnya sikap Niswa bisa berubah padanya? Tapi nyatanya tidak, ejekan itu tetap saja lolos dari lisannya.

Niswa pun mulai menyuapi Azzam. Selama menemani Azzam di rumah sakit, Niswa jadi tahu kalau ternyata Azzam tidak bisa menahan rasa laparnya. Bahkan dia sering terbangun tengah malam hanya karena merasa lapar dan harus makan saat itu juga. Yang Niswa herankan, kenapa walaupun dengan kebiasaan makan nya tengah malam itu Azzam tetap memiliki tubuh yang ideal?

"Emangnya kamu habis dari mana sih?" tanya Azzam setelah menelan makanan yang telah ia kunyah.

"Ketemu dokter."

"Ooh, terus?" tanya Azzam.

"Kata dokter, luka kamu masih lama keringnya. Jadi gak boleh kemana-mana dulu, gak boleh banyak gerak dulu, apalagi buat kerja. Gak boleh," jawab Niswa.

"Tenang aja, Wa. Aku bukan kamu kok yang seneng banget kerja. Aku mah seneng istirahat kerja, disuruh nginep sebulan di rumah sakit juga betah kalo aku," jawab Azzam masih sambil menikmati makanannya.

Niswa pun melotot mendengar pernyataan Azzam itu. Bukan hanya karena sindirannya, tetapi ucapan Azzam yang dimana dia mengatakan bisa betah menginap di rumah sakit selama satu bulan. Bagaimana mungkin? Kenapa ada jenis manusia seperti Azzam ini? Apakah hanya suaminya saja yang aneh begini? Bahkan Azzam juga tidak pernah mengeluhkan rasa makanan dari rumah sakit dan selalu lahap menyantapnya. Padahal bagi Niswa, makanan di rumah sakit itu sangat-sangat tidak enak.

"Aneh banget sih kamu," sahut Niswa masih sambil menyuapi Azzam.

"Ih yang aneh tuh kamu, Wa. Dikasih nikmat sakit sama Allah tuh bersyukur, itu berarti kita diingetin kalo manusia butuh istirahat juga, gak ngejar dunia terus," balas Azzam.

Azwa Karsa (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang