📌
•-----•
WAITING
Letakkan HPmu, matikan datamu.
Ambil wudhumu, ingat ya Allah menunggumuIg : @secercah.nasihat
•-----•
•-----•
Dengan hati yang baik semua akan menjadi baik, dan dengan cinta semua akan menjadi indah.-Ig : @mhrniofficial-
•-----•"Kak Azzam," sahut seseorang.
Kedatangan orang itu membuat Azzam dan Niswa sama-sama terkejut. Astaga. Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia mendengar semuanya?
"Assalamualaikum," ucapnya lagi setelah menutup pintu.
Dia lalu masuk ke ruang rawat Niswa dengan seragamnya. Ya, seragam kebesarannya. Dengan seragamnya itu, dia mulai berjalan menghampiri Azzam dan Niswa yang masih di tempatnya.
"Stt? Ada orang salam kok gak pada dijawab sih?" ucapnya lagi karena kedua orang itu malah terus menatapnya.
Sontak saja itu membuat Azzam dan Niswa langsung tersadar dan langsung menjawab salam dari Ara itu.
"K-kamu kok udah nyampe gak bilang-bilang sih, Dek?" ucap Azzam tergagap.
Dia takut sekali kalau Ara mendengar semuanya. Memang, kebohongan itu tidak bisa terus menerus ditutupi. Tetapi kalau harus sekarang, Azzam rasa ini bukan waktu yang tepat. Dia rasa, dia tidak akan sanggup melihat wajah kekecewaan secara berturut-turut. Setelah mertuanya, Niswa, dan keluarganya? Tidak. Azzam tidak ingin itu terjadi.
Dan ... benar. Itu Ara. Dia buru-buru ke rumah sakit saat menerima kabar kalau kakak iparnya kecelakaan. Semakin cemas saat tahu kejadian kecelakaan itu karena tabrak lari.
"Ya emangnya kenapa? Aku tadi tanya ke bagian administrasi terus ditunjukkin ruangannya. Ya ngapain harus bilang-bilang ke kamu dulu, Kak?" ucap Ara.
"Gimana Kak keadaan Kak Niswa?" tanya Ara beralih pada Niswa.
Namun pertanyaan sepele dari Ara itu membuat Azzam dan Niswa kembali saling menatap. Kenapa Ara bersikap biasa saja? Seperti tak terjadi apa-apa. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang wajar saja ditanyakan kepada orang yang sakit bukan? Itu berarti Ara tidak mendengar apapun?
"Kak?" ucap Ara lagi karena kejadian yang sama terulang. Ya, mereka sama-sama diam tidak menjawab pertanyaannya.
"H-hm? I-iya?"jawab Azzam dan Niswa hampir bersamaan.
"Ih, kalian kenapa sih? Dari tadi ditanyain malah bengong," ucap Ara kesal.
"Baik, baik kok Kin," jawab Niswa tersenyum kikuk.
Dia memang lebih senang memanggil Ara dengan nama Kinara dan Ara juga tidak keberatan untuk itu. Azzam dan Niswa bisa bernapas dengan lega karena sepertinya Ara tidak mendengar apapun. Buktinya dia bersikap biasa saja sekarang. Huft...
"Ini nanti yang bakal minta keterangan Kakak. Kalo Kakak gak bisa inget atau ngerasa gak nyaman, stop aja, gak usah dipaksa ya Kak," ucap Ara.
Setelah cukup lama mereka berbincang, seorang petugas polisi datang. Salah satu bawahan Ara datang ke rumah sakit untuk mengusut tuntas masalah ini. Ara tidak akan membiarkan orang tak bertanggungjawab itu lolos. Dia pastikan kalau penabrak kakak iparnya itu akan mendapatkan hukuman yang berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azwa Karsa (END-COMPLETED)
General Fiction-••••••••••••••••- SEKUEL HAFIZA -••••••••••••••••- -••••••••••••••••- "Kamu tanda tangani surat ini, dan saya akan setuju menikah sama kamu," Ucap gadis itu sembari memegang sebuah bolpen seakan menawarkannya pada Azzam. Dia bahkan menyunggingkan...