༼ つ ◕‿◕ ༽つ
🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶!°°°
Neska menjatuhkan tubuhnya diatas nakas selepas mandi. Ia sangat kesal hari ini. Seumur hidupnya ia tidak pernah kalah jika berurusan dengan sesama perempuan. Tetapi hari ini? Ia kalah untuk pertama kalinya. Ia dituduh melakukan perundungan pada Syenn padahal sebenarnya dirinya lah yang dirundung.
Mentang-mentang yang punya sekolah, guru-guru pada percaya sama dia.
Cukup memalukan memang seorang Neska dirundung oleh orang lain. Di sekolah lamanya, Neska terkenal sering melawan banyak orang tetapi hal itu untuk membantu orang-orang yang dibully.
Neska mengambil handphone dan menelpon mamanya. Ia harus memberitahu bahwa ia diminta untuk membawa orang tuanya menghadap kepala sekolah besok. Ia harap mamanya tidak marah padanya.
"Halo, Nes, kenapa telpon mama?"
"Mama besok harus kesekolah," ucap Neska to the point.
"Kenapa memangnya? Kamu ada buat masalah lagi?"
"Neska nggak buat masalah. Tapi Neska dituduh."
"Kamu kenapa selalu buat masalah, sih! Mama capek sama kamu!" kini suara Chika terdengar lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Mamanya itu marah. "Kamu selalu buat mama malu! Urus masalah mu sendiri! Kamu yang berbuat kamu yang menyelesaikannya!"
Tutt...
Panggilan itu berakhir sepihak. Neska menahan tangisnya. Seorang ibu yang seharusnya menjadi tempat curhat bagi anaknya dan menjadi orang yang mendukungnya malah terkesan menjadi orang yang selalu mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan.
Sakit sekali rasanya. Tidak ada orang yang pernah mendukungnya dirumah ini. Bara? Papanya itu memang selalu mendukungnya tetapi Bara selalu tidak ada disaat Neska membutuhkannya. Tentu ia sudah terbiasa. Jika saat ini, Neska masih bersekolah di sekolah lamanya sudah pasti ia akan pergi dengan semua teman-temannya demi melepas unek-uneknya.
Ting!
08XX-XXXX-XXXX: Hai
Neska mengerutkan keningnya saat membaca pesan dari lockscreen. Ia memutar bola matanya malas. Lagi-lagi orang itu mengirim pesan padanya setelah menghilang beberapa hari. Neska memutuskan untuk tidak menjawab pesan itu dan lebih memilih untuk keluar dari kamarnya dan menjemur seragamnya yang sudah ia cuci tadi.
Ketika melihat sepatunya yang telah basah, Neska menghiraukannya lalu pergi ke gudang untuk mencari sepatu lamanya. Tetapi ternyata sepatunya tidak ada disana. Mungkin sudah dibuang mamanya karena Chika tidak suka menyimpan barang banyak-banyak. Apapun yang tidak terpakai akan dibuang olehnya.
Ting! Tong!
"Iya, sebentar!" teriak Neska.
Neska berjalan santai ke teras dan membuka pagar rumahnya. "Sia—"
"Lama banget sih bukanya!" dumel Maura.
"Hellow!" sapa Thander disamping Maura.
Neska belum mempersilakan mereka berdua untuk masuk, tetapi Maura sudah lebih dahulu menarik Thander masuk ke dalam rumah Neska. Melihat itu Neska hanya bisa tertawa pada tingkah laku sahabatnya. Jika sudah bersahabat dengan seseorang maka rumah pun milik bersama.
***
Bel sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Para murid berlarian keluar kelas. Seperti biasa Athalas dan teman-temannya nongkrong di Bujoes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalas
Teen Fiction"Cantik doang nggak akan gue kejar. Lo menarik baru gue kejar." Athalas Ganendra, cowok super duper cuek mampus dengan segudang prestasi di SMA Tunas Bangsa. Mulai dari akademis sampai non akademis pun disikat habis olehnya. Lelaki idaman yang tidak...