"Buka," suruh Athalas, "Katanya lo mau lihat sendiri,"
Thander memegang gagang pintu—bersiap untuk membukanya. Tetapi perasaannya tidak enak. Ia belum siap untuk mengetahui kebenarannya. Dibelakangnya seluruh teman-teman Athalas juga ikut deg-degan.
Ceklek! "Tha-Thander..."
Perempuan yang tengah berdiri di samping bilik itu tiba-tiba menjatuhkan file yang dipegangnya. Raut wajah Thander berubah dingin. Cowok itu mengangguk pelan sambil menyeringai. Anggota cavella yang lain juga terdiam menyaksikan Maura yang tertangkap basah masuk kedalam ruang rapat. Mereka tidak menyangka bahwa selama ini Maura memanfaatkan kesempatan untuk mematai mereka.
"Sialan. Jadi bener, ya?" tanya Thander pada Maura.
Maura mendekat meraih tangan kekasihnya itu, "I-ini bukan seperti yang kamu lihat. Aku bisa jelasin—"
Thander menolak untuk diraih, "Lo deketin gue buat mata-matain cavella?"
Maura geleng-geleng. Ia sangat panik. Ia takut Thander marah. Maura tidak menyangka bahwa pada akhirnya akan ketahuan juga. "JAWABBB!!!" bentak Thander. "UDAH BERAPA KALI LO MASUK KESINI?!"
"A-aku..."
"Gak bisa jawab?" tanya Thander lagi.
Athalas yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara, "Udah dapat info apa aja selama ini?"
Chuang membuka jalan masuk kedalam ruangan itu. Ia mengambil file yang Maura jatuhkan tadi dan mengecek, "Dia lihat info tentang kita."
"Aku bukan cari info tentang—"
Thander kembali mengangguk, "Tau darimana lo sandi ruangan ini? Dari handphone gue?"
"Cewek lo mana bisa jawab, Than," seru Athalas tertawa.
Thander berdecih, "Cewek gue?"
***
"Kasih gue waktu sedikit lagi. Ada hal lain yang harus gue urus dulu."
"Lo kelamaan, gue maunya sekarang. Sampai kapan gue harus nunggu lo bertindak dulu?"
"Lo mau dia tunduk sama lo kan? Jadi sabar! Kalau rencana ini berhasil kita bakalan sama-sama untung. Lo bisa aja milikin dia dan cowok gue bakalan jadi milik gue."
Tutt... Noval berdecak. Sepertinya memang dia harus menunggu lebih lama lagi. Ia tidak tau apa yang dilakukan perempuan itu. Yang penting satu yaitu mendapatkan Neska.
***
Neska merebahkan tubuhnya di atas kasur. Hari ini ia mengambil cuti lagi. Ia menghela napas panjang setelah baru sampai dirumah. Karena hari ini ia terlalu banyak berada di UKS untuk beristirahat membuat tubuhnya menjadi lebih baikan. Neska sudah tidak merasakan pusing lagi.
Tiba-tiba saja ia terbayang akan tadi disekolah saat tidak sengaja berpas-pasan dengan Athalas dan teman-temannya sewaktu pulang sekolah. Mereka semua tidak menyapa Neska. Begitu juga dengan dirinya. Seketika mereka bagaikan orang asing. Mungkin seharusnya memang seperti itu.
Neska bangun dan duduk di meja belajarnya. Ia harus produktif agar tidak lemas. Ia melirik satu buku. Buku yang menjadi awal mula kisahnya. Setelah dipikir-pikir buku itu milik Athalas dan ia harus mengembalikannya. Tetapi Neska belum selesai mengerjakan semua soal itu. Tersisa 350 soal. Dengan kesibukannya antara sekolah dengan part time paling tidak membutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikan soal itu mungkin saja lebih.
***
BUKKK! Pano melihat Thander yang sedang meninju dan menendang samsak berkali-kali di ruang gym. Butiran keringat yang membasahi seluruh tubuh Thander serta tatapannya yang tajam membuatnya menjadi pusat perhatian anggota cavella yang tengah berolahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalas
Teen Fiction"Cantik doang nggak akan gue kejar. Lo menarik baru gue kejar." Athalas Ganendra, cowok super duper cuek mampus dengan segudang prestasi di SMA Tunas Bangsa. Mulai dari akademis sampai non akademis pun disikat habis olehnya. Lelaki idaman yang tidak...