31. Pertemuan Neska dan Aeros

1.9K 82 7
                                    

"Markas jadi sepi banget karena gak ada lo."

"Nanti juga terbiasa."

"Butuh waktu yang sangat lama."

"Ya, lo semua harus usaha."

Vian menghadang Neska yang baru saja keluar dari toilet. Ada Chiko, Arga, Regan dan Zidhan di belakang Vian. Chiko membuka suara, "Nes, kita gak masalah kalau harus terlibat sama semua urusan lo."

"Iya, bener. Gue malah demen di skors." ucap Arga.

Regan menoyor kepala Arga. "Ah, si bego!"

"Berita kalau nama aeros jadi jelek karena lo itu bohong. Lo gak perlu dengerin apa kata orang," ucap Zidhan.

"Tapi kenyataannya kita hidup dikelilingin sama mulut jahat orang-orang," jawab Neska.

"Diem kan lo semua?" Neska terkekeh. "Tolong jauhin gue dan lo, Vian, stop chat gue terus."

Vian mencekal lengan Neska yang hendak pergi. "Setidaknya," ujar Vian terpotong. "Setidaknya kalau lo emang gak mau balik lagi ke aeros. Jangan bertindak seolah-olah kita gak pernah kenal."

"DASAR CEWEK GAK TAU MALU!"

Neska mendelik melihat mantan anggota timnya berjalan mendekat dari belakang aeros. Viona-perempuan yang berteriak tadi. Perempuan itu merupakan senior Neska dan teman ekskulnya dulu. "Udah dikeluarin dari sekolah tapi masih berani menginjakkan kaki lo yang kotor itu disini!"

Neska bungkam tidak bisa menjawab. Percuma saja jika ia ingin membela diri, toh, gak ada artinya. "Sengaja ya lo ikut pertandingan ini buat cari muka lagi? Duh, Neska, lo itu udah ternodai. Kita semua aja jijik sama cewek kayak lo."

"VIONA!" bentak Vian.

"Kenapa, Vian? Omongan gue benar, kan? Cewek murahan kayak gini gak pantes ada disini. Bisanya cuman mengotori lantai sekolah kita," ujar Viona menyeringai. "Coba, deh! Lo ngaca. Lo itu cuman perempuan murahan yang rela di sewa orang lain."

"KALAU MAU BULLY NESKA SETIDAKNYA TUNGGU SAMPAI PAWANGNYA NONGOL DULU, DONG!" teriak Thander lantang.

"Lo pada mojokkin anak sekolah gue?" tanya Athalas dingin.

Neska menoleh ke belakang. Ada Athalas, Syenn serta semua anggota lainnya disana. Mereka pasti sedang mencari Neska karena sebentar lagi pertandingan akan dimulai. Athalas sedikit kaget saat melihat mata Neska yang memerah berusaha menahan tangis.

Syenn orang pertama yang dengan cepat menghampiri Neska. Bukan untuk merundungnya melainkan membela, "Lo apain anggota gue?" tanya Syenn pada Viona.

"Lo siapa?"

"Penting nanya gue siapa?" tanya balik Syenn. Perempuan itu mengikis jaraknya dengan Viona. "Meskipun gue benci sama dia, tapi dia tetep anggota gue. Jadi siapapun yang ganggu dia maka orang itu harus berurusan sama gue juga!"

"Lo kapten timnya?" Viona mengerutkan dahinya lalu tertawa kecil, "Lo turun jabatan ya, Nes, dari kapten ke anggota?"

Athalas mendekat lalu merangkul Neska. "Mulut lo pedes juga ya." ucapnya pada Viona sambil tersenyum. "Kenapa diam? Gue ganteng ya?"

"Lo pacarnya Neska?" tanya Viona bingung.

"Menurut lo cocok atau gak?" goda Athalas.

Viona tertawa terbahak-bahak. Athalas mengernyitkan dahi. Kenapa cewek itu tertawa?

"Lo ganteng. Banget. Tapi, sayangnya selera lo yang bekas."

"Gue bilang diam, Viona." geram Vian yang menahan emosi sedari tadi.

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang