'Jangan debat terus nanti jatuh cinta'.
***
"Mau ngapain lo ngajakin gue kesini?" tanya Kenzo. Setelah bel pulang sekolah tadi, entah kenapa Lani mengirimkan pesan padanya untuk bertemu di gudang. Padahal biasanya Lani itu paling anti berbicara dengan Kenzo.
"Ada banyak pertanyaan yang mau gue tanyain ke lo."
Kenzo masih memandang Lani, "Oke. Lagipula gue punya banyak waktu hari ini."
Lani berdecih, "Punya banyak waktu tapi sekalipun lo gak pernah habisin waktu lo buat nemenin Jessi dirumah sakit."
"Buat apa? Males banget," jawab Kenzo cuek. "Buang-buang waktu."
"Pengecut. Bisa gak sih lo itu sedikit aja perhatiin Jessi? Dia lemah banget, Zo. Bahkan di usia kandungannya yang udah tua aja lo sama sekali gak pernah ngasih kebahagiaan ke dia!"
Kenzo mengernyit, "Gue udah bayarin semua biaya rumah sakitnya kan? Siapa suruh dia lebih milih anak itu," jawab Kenzo tidak peduli.
"DIA ANAK LO, KENZO!" teriak Lani lantang.
Kenzo langsung mencekik leher Lani dengan tangan kanannya lalu membenturkannya ke dinding, "Kalau lo teriak kencang bisa-bisa ada orang yang dengar."
"Bagus!" balas Lani. "Biar semua orang disekolah ini tau tentang kebusukan lo. Biar mereka tau kalau lo itu YANG UDAH HAMILIN JESSI, AKHH—"
Kenzo menyeringai, "Lo terlalu berisik,"
"Kenapa? Lo takut ketahuan?" tanya Lani. "Kalau Pano sampai tau, gue yakin lo bakalan habis di tangan dia. Jadi lebih baik lo perbanyak doa mulai sekarang."
"Tumben banget hari ini lo banyak ngomong. Ada sesuatu yang lo rencanain sama Neska?"
Lani membelalak. Kenzo langsung tersenyum, "Pantas aja ada yang aneh dari Neska tadi. Jadi dia udah tau ya," ujar Kenzo. "Seberapa banyak yang lo kasih tau ke dia?"
"Gu-gue..."
Sedetik kemudian Kenzo tertawa kencang, "Lo benar-benar merepotkan ya," kata Kenzo. "Tapi... bukankah keterlaluan banget sampai lo jebak gue kayak gini?"
Lani kembali melotot, "Huh?"
Kenzo mendekatkan wajahnya ke telinga Lani, "Teman lo itu, Neska. Lagi nguping dari belakang kan sekarang?" bisik Kenzo.
Pertanyaan itu membuat Lani melirik Neska. sorot matanya mengisyaratkan Neska untuk cepat pergi dari tempat itu. Neska yang sedari tadi tengah berada di luar pintu sambil merekam mereka seketika menghentikan aksinya dan berusaha pergi dari sana.
Bruk!!! "Damn it! Udah selesai rekamnya?" ucap Virgo yang ternyata sudah berdiri dibelakangnya. "Gue boleh lihat?"
Shit. Kenapa gue gak sadar?!
Neska mendongak. Ada Virgo, Raymond dan Dirga dihadapannya saat ini. Ketiga cowok itu tersenyum melihat raut wajah panik Neska. "Basa basi dulu, kek, Go," Raymond menepuk pundak Virgo, lalu memberikan aluran tangan untuk Neska berdiri, "Gue bantu."
Neska bangun sendiri dan menolak bantuan dari Raymond. "Nih cewek gak bisa dibaikin ternyata," ujar Virgo.
"Kasarin aja elah," celetuk Dirga.
"Etttt... Mau kemana?" tanya Virgo menghadang Neska yang ingin pergi.
"BAWA MASUK AJA, GO!" teriak Kenzo dari dalam.
"Gimana, nih? Gue disuruh bawa lo masuk."
Jantung Neska berpacu cepat. Ia jadi deg-degan tetapi sebisa mungkin ia harus lari sekarang. Ia harus bisa menyelamatkan rekaman ini. "Minggir," ucap Neska datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalas
Fiksi Remaja"Cantik doang nggak akan gue kejar. Lo menarik baru gue kejar." Athalas Ganendra, cowok super duper cuek mampus dengan segudang prestasi di SMA Tunas Bangsa. Mulai dari akademis sampai non akademis pun disikat habis olehnya. Lelaki idaman yang tidak...