33. Permen Karet

1.6K 86 11
                                    

Suara peluit sudah dibunyikan oleh wasit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara peluit sudah dibunyikan oleh wasit. Rezon berdiri dan memberikan tepuk tangan pada tim Syenn yang telah memenangkan pertandingan keduanya. Athalas dan teman-temannya juga memberikan tepuk tangan dari kursi supporter.

Kedua tim saling berjabat tangan dan mengucapkan terimakasih karena telah bermain dengan baik. Saat Neska berjabat tangan dengan kapten tim voli SMA Nusa, mereka berdua tersenyum. "Kayaknya tim yang ada lo selalu menang ya, Nes."

Neska terkekeh, "Bisa aja lo. Tim lo masih sama kayak dulu. Smashnya tajam semua ya. Serem dah."

Perempuan itu tertawa, "Tapi tetep aja gak bisa ngalahin lo," ujarnya lalu menetralkan senyumannya. "Gue denger berita tentang lo. Yang sabar ya, gue percaya kok kalau lo gak mungkin kayak gitu."

"Thanks," jawab Neska ramah.

Mereka memberikan salam perpisahan lalu kembali ke tim masing-masing. Neska menghampiri Maura yang sedang menunggunya. "Besok kalau menang berarti masuk final ya? Perebutan juara satu," tanya Maura.

Neska mengangguk, "Iya."

"Masih kepikiran ya? Nes, jangan ragu lagi. Anggota tim kita dulu udah pada berubah. Gue dikasih tau Thander kalau mereka labrak lo di depan aeros. Viona juga udah temenan sama Lora. Gak ada yang perlu dipikirin lagi, Nes," ucap Maura. "Kalahin mereka. Buat mereka tutup mulut."

Neska berdecih, "Widih! Tumben lo ngomong kayak gitu."

"Otak gue lagi bener kalau gak mah gue gak bakalan ngomong kayak tadi," Maura cengengesan.

Neska terperangah saat botol minumannya diambil oleh Rezon lalu diteguk sampai habis, "KAK REZON!"

"Apa?"

"Kenapa dihabisin minumku?"

"Gue capek ngoceh mulu daritadi."

"Cih! Padahal cuman bilang semangat doang sepanjang pertandingan. Terus gue minum apa dong?"

Athalas pindah duduk di sebelah Rezon. Cowok itu menoleh melihat Athalas yang menghampirinya, "Kenapa?"

Tidak ada jawaban dari Athalas. Rezon bingung, "Kenapa? Apa salah gue?" tanyanya tidak tau diri. "Oh! Gara-gara ini?" Rezon menunjuk botol minum Neska yang dihabiskannya tadi.

Tanpa merasa bersalah, Rezon tersenyum, "Secara gak langsung gue udah ciuman sama Neska dong, ya?"

Athalas memandang kesal Rezon. Ia merebut botol Tupperware itu dan berjalan menjauh. Mulut Neska terbuka lebar saat Athalas baru saja membuang botolnya ke tempat sampah. "Astaga! Botolku. Kenapa kamu buang?" teriak Neska.

"Gue beliin yang baru."

"Tapi itu mamaku baru beliin."

"Gue udah bilang bakalan beliin yang baru. Lo mau berapa banyak? Selusin atau satu truk?"

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang