Hari ini Neska tidak ikut pergi ke kantin. Ia sedang ada di perpustakaan sendirian. Sudah dua hari, Neska tidak masuk sekolah sehingga ia harus mengejar semua materi yang tertinggal. Begitu fokus Neska menyalin semua catatan milik Kalin sampai-sampai ia tidak tau ada seseorang yang baru saja duduk di hadapannya. Orang itu berdeham membuat Neska mendongak. "Kenapa gak ke kantin?"
"Loh? Kamu kok tau aku ada disini?"
"Jawab dulu,"
"Aku gak sempet. Aku harus nyalin catatan," jawab Neska sabar.
"Udah makan?"
Neska geleng-geleng. Athalas mengeluarkan sebungkus roti yang ia beli tadi saat di kantin. "Makan,"
Neska sontak melihat sekitar, berharap tidak ada ibu penjaga yang galak itu disini. Jika ia melihat ada orang yang membawa makanan di perpustakaan sudah pasti orang itu akan marah besar. Neska memajukan wajahnya, "Kamu gila ya bawa makanan ke perpus?! Nanti kalau ketauan gimana?" bisik perempuan itu.
Athalas juga ikut memajukan wajahnya, "Mana ada orang di jam istirahat kayak gini,"
"Ada kok. Contohnya aku,"
"Iya, kamu doang. Cepet makan," perintah Athalas. "Abis sakit juga, bisa-bisanya gak makan."
Neska tersenyum, "Kenapa? Khawatir ya?"
"Gak, tuh,"
Jawaban itu bukan yang Neska harapkan tapi ya sudahlah. Lagipula selama dua hari tidak masuk, Athalas sama sekali tidak menelponnya untuk menanyakan kabar, mengirimkan pesan pun tidak. "Yaudah..." jawabnya pasrah.
"Marah karena aku gak hubungin kamu selama dua hari ini?" tanya Athalas.
Ya, iyalah! Sayangnya Neska tidak bisa menjawab seperti itu. "Gak kok," ucap Neska kecewa. "Buat apa juga marah sama kamu cuman gara-gara itu, kita kan gak pacaran jadi gak harus saling komunikasi terus," Neska berusaha mengulum senyumnya.
"Kamu sendiri gimana?" tanya Neska. "Masih marah sama aku?"
"Gak marah cuman kesel," koreksi Athalas.
Keheningan mengisi mereka berdua. Tidak ada yang membuka obrolan lagi setelah itu. Neska juga terdiam sambil mencatat sedangkan Athalas sibuk berkutat dengan ponselnya. Tidak betah dengan situasi canggung seperti ini, Neska bertanya "Kamu beneran gak kangen sama aku ya?" nada suaranya terdengar lesu.
"Kenapa bisa sakit?" Athalas malah memberikan pertanyaan lain. Cowok itu bertanya sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
Neska tidak menjawab langsung. Ia memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Athalas. Ia tidak mungkin menjawab kalau ia syok melihat seseorang yang tengah diculik malam itu ditambah lagi ada dua orang yang Athalas benci yaitu Kenzo dan Noval. Bisa-bisa Athalas akan marah padanya. "Ke-kehujanan waktu pulang,"
Ting!
Mama: Mama udah di ruang kepala sekolah. Kamu dimana? Cepat kesiniMati! Neska menghela napasnya berat. Chika sudah sampai disekolahnya untuk bertemu dengan Pak Gunandar. Neska benar-benar takut. Mamanya itu jika sedang marah tidak pernah melihat tempat. Entah itu di tempat umum, depan teman-temannya, jika mamanya ingin memukul maka pasti hal itu tetap terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalas
أدب المراهقين"Cantik doang nggak akan gue kejar. Lo menarik baru gue kejar." Athalas Ganendra, cowok super duper cuek mampus dengan segudang prestasi di SMA Tunas Bangsa. Mulai dari akademis sampai non akademis pun disikat habis olehnya. Lelaki idaman yang tidak...