9. Larvesta

3.8K 146 20
                                    

༼ つ ◕‿◕ ༽つ
🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶!

"Abis bikin baper, tiba-tiba ngilang seharian. Sopankah begitu?"

°°°

Kalau gue minta lo jadi cewek gue berarti Nggak bisa nolak dong?

Gue cemburu.

Neska membuka matanya yang sedikit menghitam itu. Ia tidak bisa tidur semalaman. Kata-kata yang Athalas ucapkan terus berputar di dalam otaknya. Neska menghembuskan napas dengan kasar. Kenapa kata-kata itu tidak bisa hilang dari pikirannya? Athalas benar-benar membuat hatinya terombang-ambing.

Neska mengambil ponsel miliknya. Rupanya, ada pesan masuk dari Maura sepuluh menit yang lalu.

Maura: Bentar lagi gue sampe

Neska menepuk jidatnya. Gadis itu lupa bahwa hari ini Maura ingin menginap di rumahnya. Sudah pukul sebelas siang dan Neska baru bangun. Tanpa pikir panjang, ia kembali ke tempat tidur dan menyelimuti dirinya.

Libur = Nggak mandi.

Ceklek!

"WOI, NESKA! GUE PANGGILIN DARI TADI DIBAWAH. LO MALAH MASIH DI KASUR. BELOM BANGUN LO YA?!" teriak Maura saat membuka pintu kamarnya.

Neska hanya menjawab dengan gumaman.

"Nes, lo belom mandi pasti?" tanya Maura sambil menaruh barang-barangnya di lantai dan melompat ke Kasur.

"Baru bangun. Hari ini kan sabtu, libur. Ya libur mandi juga lah," jawab Neska yang memejamkan matanya. Suaranya terdengar tak bersemangat.

"Bagus. Memang bespren gue."

Neska menoleh ke Maura yang sedang tiduran di sampingnya, "Jangan bilang lo kerumah gue belom mandi juga?"

"That's right. Sejak kapan gue mandi kalau libur? Gue mandi di hari libur kalau mau jalan sama Thander doang," jawab Maura dengan santai yang masih sibuk dengan ponselnya untuk mengabari Thander.

Neska menatap Maura sinis, "Emang pantes lo jadi sahabat gue."

Mendengar itu, kedua tertawa keras. Seperti saudara kembar yang tidak sedarah. Mereka berdua memang memiliki kemiripan satu sama lain. Pertemuan pertama mereka diawali saat keduanya masih duduk di bangku sekolah dasar selama bertahun-tahun sekolah, mereka selalu saja berada di satu kelas yang sama sehingga tali persahatan mereka semakin erat.

Sikap mereka juga tidak berbeda jauh, sama-sama keras. Neska dan Maura tidak pernah berantem sama sekali. Benar-benar persahabatan yang membuat semua orang iri.

Ponsel Maura berdering. Ada panggilan video dari Thander dan Maura reflek mengangkatnya.

"Udah dirumah Neska ya?"

"Udah nih. Lagi dikamarnya. Tuh, Neska," Maura mengarahkan ponselnya ke Neska yang sedang berselimut.

Neska menoleh dan menutupi sebagian wajahnya yang masih bermuka bantal.

"Nes, gue denger semalem lo minum bareng sama Athalas. Gimana-- AKH! Sakit, Las!" ucapan Thander terhenti ketika Athalas melempar sebuah remot tv hingga mengenai kepala Thander.

"Nes, Athalas kasar, tuh!" adu Thander yang mengarahkan kamera depannya ke Athalas.

Matanya membelalak ketika ia benar-benar melihat Athalas yang juga sedang menatapnya. Cepat-cepat, gadis itu membalikkan badannya dan menyelimuti dirinya sendiri sampai kepalanya tertutup. Jantungnya berdegup kencang hanya karena ia melihat Athalas. Rasanya seperti sedang melakukan video call pribadi dengan laki-laki itu.

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang